×

Iklan


Kabati: Gagasan Kebudayaan Harus Duduk dan Terarah

26 Oktober 2023 | 23:55:20 WIB Last Updated 2023-10-26T23:55:20+00:00
    Share
iklan
Kabati: Gagasan Kebudayaan Harus Duduk dan Terarah
ANGGOTA Komisi X DPR RI, Lisda Hendrajoni (tengah) didampingi Undri Kepala Pelestarian Budaya Wilayah III (kanan) dan Kabati, Direktur Ruang Kerja Budaya (kiri), foto bersama dengan komunitas Budaya di aula Hotel Mercure Padang, Kamis (26/10). FAN

Padang, Khazminang.id-- Direktorat Jenderal Kebudayaan mengadakan diskusi kelompok dengan tema "Pengembangan Nilai-nilai Kearifan Lokal Sebagai Upaya Pemajuan Kebudayaan dalam Menghadapi Tantangan Global" di Hotel Mercure Padang, Kamis (26/10).

Dalam bincang kali ini, ada sebanyak 83 komunitas kebudayaan, jurnalis perempuan, serta media. Selain komunitas, turut hadir Anggota DPR RI Fraksi Nasdem Lisda Hendrajoni, Kepala Badan Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah III Undri, serta sejumlah narasumber.

Pada kesempatan itu, Lisda Hendrajoni menyampaikan, semenjak menjabat sebagai anggota Komisi X di DPR RI dia lebih memfokuskan pada dua bidang yaitu pendidikan dan kebudayaan.

    "Alhamdulillah sejak 10 bulan ini lebih kurang, saya menjabat di Komisi X yang membidangi pendidikan dan kebudayaan," katanya.

    Lisda menuturkan, dengan perkembangan teknologi budaya barat sudah gampang masuk ke Indonesia. Yang mana bisa disaksikan melalui Tiktok, Instagram dan media lain.

    "Kita tidak bisa menutupi budaya barat yang masuk ke Indonesia, karena semua sudah gampang di akses melalui internet. Tugas kita sebagai warga Sumatra Barat harus memperkuat kebudayaan Minangkabau yang sudah diwariskan serta mengembangkan agar lebih terkenal di mancanegara," ujar Linda yang akrab di sapa Bunda tersebut.

    Menurut Bunda, dengan banyaknya komunitas kebudayaan di Sumbar serta turut andil dalam memfasilitasi kawan-kawan ini adalah cara tepat untuk mempertahankan kebudayaan.

    "Saya selaku perpanjangan tangan dari masyarakat Sumbar di Senayan yang membidangi pendidikan sangat mensupport penuh. Saya berkoodinasi dengan kepala BPK dan pemangku adat untuk terus melestarikan kebudayaan," tutur Anggota DPR RI dapil Sumbar 1.

    Bunda mengungkapkan, selain support di bidang kebudayaan dirinya juga memiliki beberapa program di bidang pendidikan agar anak-anak bisa melanjutkan pendidikan sampai ke tingkat perguruan tinggi.

    "Untuk pendidikan saya mempunyai 2 program PIP dan KIP. Yang mana PIP diperuntukan bagi pelajar atau siswa peserta didik dapat menerima bantuan berupa kebutuhan sekolah seperti buku, alat tulis, seragam serta perlengkapan sekolah," tuturnya.

    Ia mengukapkan kartu indonesia pintar (KIP) lebih difokuskan untuk jenjang pendidikan tingkat atas atau mahasiswa.

    "Pada tahun ini ada 1000 orang penerima bantuan pendidikan yang saya salurkan. Mudah-mudah2an dengan program ini tidak ada lagi anak-anak yang putus sekolah akibat tidak adanya biaya," ujar Bunda.

    Selain Lisda, Wakil Ketua DPW Nasdem Sumbar, Kabati juga ikut menjadi pembicara. Menurut Kabati forum ini sebagai wujud dalam menyampaikan aspirasi masyarakat dan komunitas budaya untuk pengembangan budaya.

    Dia berpendapat suatu daerah harus memiliki identitas yang bisa menentukan jati diri daerah itu. Untuk itu perlu membranding identitas tersebut dengan melibatkan aspirasi masyarakat.

    "Kita perlu menggali lagi ciri khas daerah, khususnya Kota Padang. Untuk itu forum ini dibuka melibatkan komunitas budaya dan masyarakat agar bisa terbuka untuk pengembangan budaya kedepannya," ujar Kabati selaku Direktur Ruang Kerja Budaya.

    Kabati yang juga akan mencalonkan diri sebagai Caleg DPRD Sumbar Dapil 1 Kota Padang ini mengungkapkan gagasan kebudayaan harus duduk dan terarah sehingga tidak mudah dirusak oleh perkembangan zaman.

    "Ini adalah salah satu tiket saya sehingga niat maju dalam perhelatan 2024 nantinya. Saya mewakili teman-teman kebudayaan agar bisa mudah menyampaikan aspirasi untuk perkembangan kebudayaan," ujarnya.

    Selain itu, Kabati mengungkapkan dirinya maju dengan tiket sesama perempuan. Sebagaimana yang diketahui, kesejahteraan dan kesetaraan perempuan masih menjadi problem, khususnya di Kota Padang.

    "Saya ingin perempuan di Kota Padang dapat merasakan kesejahteraan, memiliki ruang publik yang ramah bagi perempuan, anak-anak serta lansia, dan meminimalisir tingkat kekerasan pada perempuan," tutup Kabati. Irfan