×

Iklan


Jumlah Petani Bertambah 3 Juta Orang Sejak Pandemi, Rata-rata Pekerja yang Kena PHK

28 November 2021 | 14:46:20 WIB Last Updated 2021-11-28T14:46:20+00:00
    Share
iklan
Jumlah Petani Bertambah 3 Juta Orang Sejak Pandemi, Rata-rata Pekerja yang Kena PHK
Wamentan Harvick Hasnul Qolbi didampingi Wagub Sumbar Audy Joinaldy, saat menyerahkan bantuan alsintan dan bibit di Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ambung Kapur Bukik Kandih, Kabupaten Padang Pariaman.

Padang, Khazminang.id-- Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi mengatakan jumlah petani di Indonesia bertambah tiga juta orang selama pandemi COVID-19, yang sebagian besarnya berasal dari pekerja yang terkena PHK.

"Kita mencoba melihat dari sisi positifnya. Tambahan tiga juta petani ini bisa memperkuat sektor pertanian kita, apalagi mereka rata-rata melek teknologi sehingga mudah menerima pengetahuan baru tentang pertanian," kata dia saat memberikan bantuan alsintan dan bibit di Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ambung Kapur Bukik Kandih, Kabupaten Padang Pariaman, Sabtu (27/11).

Dikatakan, salah satu dampak positif dari bertambahnya petani tersebut, di samping banyaknya program pertanian yang digelontorkan pemerintah adalah mampu memberikan sumbangan 16,28 persen pada APBN 2020.

    "Tentu ini berkat dukungan dari semua pihak yang ikut berkontribusi terhadap pertanian di Indonesia," katanya.

    Ia mengapresiasi aspirasi membangun dari daerah terkait pertanian seperti menggiatkan pesantren menjadikan pertanian sebagai penggerak ekonomi.

    "Pintu kantor saya selalu terbuka untuk usulan dan aspirasi yang membangun seperti ini, apalagi Presiden juga serius dalam membangun Indonesia yang berdaulat pangan," katanya.

    Salah satu yang menjadi perhatian, kata dia, adalah tanaman porang. Komoditas ini akan disiapkan hilirisasi karena produk turunannya sangat banyak. Karena itu masyarakat tidak perlu khawatir meskipun produksi melimpah.

    Wakil Gubernur Sumbar, Audy mengatakan keseriusan Pemprov Sumbar dalam pertanian tercermin dalam alokasi anggaran dalam APBD 2022 yang mencapai 10 persen, terbesar dari sektor lainnya.

    "Saat ini 53 persen angkatan kerja di Sumbar berkaitan dengan pertanian. Itulah yang menjadi penggerak utama ekonomi Sumbar," ujarnya.

    Terkait pesantren, ia menyebut beberapa pesantren ternama di Jawa sudah bisa menggerakkan perekonomian pesantren lewat pertanian. Di sumbar terdapat lebih 200 pesantren. Dengan latar belakang masyarakat yang banyak bertani, pertanian di pesantren juga punya potensi besar untuk dikembangkan.

    "Dinas Pertanian bisa melatih santri untuk pertanian. Belum dijual hasilnya juga tidak apa, minimal mengurangi cost operasional internal pesantren," katanya.

    Sementara Bupati Padang Pariaman, Suhatri Bur berterima kasih atas kunjungan dan bantuan dari Wamentan bagi pesantren di daerah itu. Ia berharap pesantren tersebut bisa menjadi percontohan ke depan dalam pengelolaan pertanian sebagai penggerak perekonomian pesantren.

    Dalam kesempatan itu Wamentan juga menyerahkan bantuan peningkatan kemandirian ekonomi pondok pesantren, melalui perkebunan, tanaman pangan, holtikultura, peternakan, kelautan dan perikanan, berupa dua unit traktor roda dua, sapi pesisir dan bibit pohon produksi (Manggis, kakao dan kelapa). (Rina Akmal)