×

Iklan

TOKOH MINANGKABAU ITU TETAP BERSINAR
Irman Gusman: Potensi Bisnis RI – Filipina, Besar

15 November 2022 | 17:12:41 WIB Last Updated 2022-11-15T17:12:41+00:00
    Share
iklan
Irman Gusman: Potensi Bisnis RI – Filipina, Besar
?Pakar dan analis luar negeri DPD RI Pitan Daslani, mantan Ketua DPD RI, yang juga kini Ketua Pembina Yayasan Pusat Kebudayaan Minangkabau Irman Gusman, Senator Sherwin Gatchalian, dan moderator forum Wilson Lee Flores berbagi momen ringan selama "Pandesal Forum" di Kamuning Bakery di Kota Quezon pada Minggu (13 November 2022). Gatchalian dan para pemimpin Indonesia membahas penguatan lebih lanjut hubungan perdagangan dan kerja sama ekonomi Filipina-Indonesia. (Foto PNA oleh Robert Oswald P. Alfiler)

Padang, Khazanah – Tetap bersinar dan bersemangat untuk memacu laju pertumbuhan ekonomi Indonesia, meskipun sejatinya ia tidak lagi berada dalam lingkaran kekuasaan. Itulah, Irman Gusman, mantan Ketua DPD RI ketika didapuk menjadi pembicara di ‘Pandesal Forum’ di Manila Filipina (13/11) lalu.

Dua hari sebelum itu, masih di Manila, Irman menjadi pembicara kunci (keynote speaker) dalam International Business Forum.

Itu adalah pertemuan para pemimpin bisnis dari berbagai negara yang diundang untuk berbicara mengenai apa dan bagaimana peluang ekonomi dunia setelah pandemi Covid-19.

    Kebersinaran Irman itu tidak saja karena ia diundang, bahkan ketika hendak tampil sebagai pembicara, panitia  mengumumkan akan didahului dengan mengumandangkan lagu kebangsaan Indonesia Raya menyusul kemudian dikumandangkan pula lagu kebangsaan Filipina, Lupang Hanirang Jadinya, Irman benar-benar tampil seperti layaknya negarawan yang yang diundang oleh Filipina.

    “Sebagai dua negara bertetangga yang sangat dekat, Filipina dan Indonesia sudah sepatutnya saling memanfaatkan potensi masing-masing. Indonesia butuh energi, minyak atau batubara, maka Indonesia yang menyediakan, hubungan kedua negara harus lebih meningkat lagi untuk kebaikan ekonomi nmasing-masing,” kata Irman Gusman dalam forum itu.

    Dikutip dari laman abs-cbn.com, rupanya Ketua Komite Energi di Senat Filipina, Sherwin Gatchalian langsung merespon apa yang disebut Irman itu. Catchalian  merujuk soal pembelian minyak dan pupuk oleh Filipina dari Rusia selama ini perlu ditinjau. “Ada tetangga yang dekat, kenapa harus jauh ke Rusia yang bisa menimbulkan kemarahan dari AS dan Eropa karena mereka sedang mengembargo Rusia.

    Menurut Catchalian, Filipina mestinyanya melirik Indonesia soal pupuk dan minyak itu. Jika direalisasi, tentu akan mengurangi tekanan harga dibanding yang berasal dari Rusia karena faktor transportasi yang jauh.

    “Indonesia adalah salah satu pengekspor batu bara terbesar di dunia. “Kami berutang banyak kepada Indonesia dalam hal ketahanan energi. Ini adalah sumber daya yang sangat penting bagi kami,” katanya, mencatat bahwa pembangkit listrik tenaga batu bara menyumbang sekitar 90 persen dari bauran energi Filipina.

    Menurut Irman Gusman di forum itu,  Filipina dan Indonesia memiliki begitu banyak peluang yang belum tergarap. Dalam bahasa Inggris Irman memberi analogi: “We remember our friend far away but we forgot our neighbor close to us, (Kami teringat teman yang jauh, tapi lupa dengan teman yang dekat)”.

    Irman kemudian mencatat bahwa Presiden Ferdinand ‘BongBong’ Marcos Jr. sendiri pada September lalu telah memilih Indonesia sebagai tujuan internasional pertamanya begitu ia dilantik menjadi Presiden Filipina. sebagai Presiden Filipina. “Presiden Marcos Jr sudah bertemu Presiden Joko Widodo dan sekalian membukakan pintu untuk para pengusaha Indonesia menanamkan modalnya di Filipina.

    Sementara itu dikutip dari Philipina Star, mantan Ketua DPD RI Irman Gusman bersama sejumlah pengusaha Indonesia sedang berusaha mencari mitra Filipina untuk memanfaatkan peluang di sektor energi dan infrastruktur.

    Dalam forum bisnis yang diselenggarakan oleh Asxend International Group of Companies, Irman Gusman mengatakan, kelompoknya tertarik untuk bermitra dengan perusahaan lokal untuk proyek infrastruktur dan energi di Filipina.

    “Kita sedang dalam pembicaraan dengan mitra di Timur Tengah yang tertarik untuk berinvestasi dalam proyek-proyek di Indonesia dan Filipina. Kami sedang mencari peluang untuk mengembangkan jalan tol, tentunya dengan mitra kami dari Timur Tengah. Tapi mitra kami juga tertarik dengan peluang dalam proyek energi hijau,” ujar Irman Gusman.

    Selain proyek infrastruktur dan energi hijau, dia mengatakan kelompok itu juga tertarik dengan peluang di Daerah Otonomi Bangsamoro di Muslim Mindanao (BARMM).

     “Kami ingin datang ke sana untuk melihat potensi dan melihat di mana kami dapat bekerja sama,” katanya.

    Dia mengatakan memiliki kebijakan yang jelas akan membantu mendorong lebih banyak bisnis Indonesia untuk berinvestasi di negara ini.

     

    Bisnis Senjata

    Tak hanya bisnis energi dan infrastruktur yang ditawarkan dari Indonesia kepada Filipina oleh Irman. Ia juga menawarkan bisnis dengan kalangan militer Filipina. Tak tanggung-tanggung, ia pun bertemu dengan Kepala Staf ad interim Angkatan Darat Filipina, Mayor Jenderal Jose Eriel M. Niembra di markasnya di Manila.

    “Banyak peluang yang bisa dilakukan. Misalnya Proyek pengadaan kapal landing platform dock oleh PT PAL, lalu program PT Len Industri yakni persinyalan kereta di Manila dan rencana pembelian pesawat N212i dari PT Dirgantara Indonesia . Indonesia dan Filipina juga sepakat meninjau kembali dua perjanjian agar terus relevan bagi masyarakat, yakni Revised Border Crossing Agreement dan Border Patrol Agreement,” kata Irman menceritakan pembicaraan dengan KSAD Filipina itu.

    Niembra menyebutkan kerja sama militer kedua negara agar bisa selalu meningkat untuk menjaga keamanan wilayah Asia Tenggara. "Saya juga mengapresiasi kerja sama AFP (Angkatan Darat Filipina) dengan Densus 88 dalam memberantas terorisme," ujar Mayjen Niembra.

    Irman Gusman memaparkan potensi dan kapasitas produksi alutsista dari industri strategis Indonesia sebagai salah satu opsi terbaik untuk program modernisasi alutsista Filipina. Menyambut hal ini, Niembra juga menegaskan alutsista produksi Indonesia lebih cocok untuk digunakan di Filipina, daripada buatan negara lain.

    Irman juga menyampaikan tentang perlunya memperluas kerja sama pertahanan keamanan antara kedua negara untuk menanggulangi berbagai potensi ancaman di kawasan Asia Tenggara. "Banyak kemajuan telah dicapai dalam kerja sama militer di bawah payung Philindo Miitary Cooperation Framework," ujar Irman.  (eko/phs/manilatimes)