![]() |
IRAWATI Meuraksa ceritakan pengalaman dan kiat jitu untuk menjadi pebisnis sukses. |
Padang,
Khazanah – Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Padang,
Irawati Meuraksa, SP yang juga pelaku usaha sukses, menilai UKM di kota Padang lambat
maju, karena masih menganut manajemen dagang konvensional. Hal tersebut
disampaikan Irawati saat menjadi pembicara pada Pelatihan Digital Marketing
Bagi Pelaku UKM Binaan Dinas Koperasi dan UKM Kota Padang, Selasa (07/11/2023) di
Hotel Kawana, jalan MH. Thamrin Padang.
‘Bagaimana
kita mau maju, cara dagang kita selama ini salah. Butuh pena, langsung ambil
ditoko, butuh keperluan lainnya, langsung ambil, soal bayar nanti, saya kan
boss nya. Ya gak bisa begitu, bangkrutlah,” ujar Irawati yang juga pemilik
Dalas Swalayan Group di kota Padang.
Menurutnya,
untuk bisa sukses kita harus memiliki komitmen yang kuat, disiplin dan
manajemen dagang yang baik, mau belajar dan siap untuk dikritik.
“Jangan
sampai ada pembeli yang complain karena rotinya berjamur, lalu kita langsung
marah-marah sama konsumennya, ya kacau, besok mereka gak mau belanja lagi,”
jelasnya.
Kita
harus jeli, kata Irawati, memperhatikan barang yang kita jual. Apakah
packagingnya sudah baik, rasanya sudah enak, apakah sesuai dengan lidah konsumen
kita, kebersihannya, periksa kadaluarsanya, pajangannya harus rapi, area
berjualan harus nyaman dan lainnya.
“Itu
pun belum tentu orang mau belanja, kita harus pikirkan juga bagaimana
memasarkannya, bagaimana membuat orang mau datang ke toko kita, harus ada promosi
dan standar pelayanan yang baik,” lanjutnya.
Strategi
promosi pun menurutnya perlu perencanaan yang matang dan terus dievaluasi dan
diperbaiki.
“Contohnya
foto produk yang akan kita muat dimedia sosial, harus disiapkan dengan baik,
tidak asal. Cara pengambilan gambar produk, pencahayaan, kualitas gambar, itu
semua juga harus dipelajari. Jadi gak ada yang instan, ujuk-ujuk langsung
sukses, gak ada, butuh proses, jatuh bangun, jatuh bangun lagi, sampai berhasil,”
tegas Irawati yang sudah puluhan tahun berkecimpung di usaha retail.
Irawati
pun menceriakan bagaimana ia jatuh bangun mendirikanusaha retail bersama suami,
mulai dari nol, bahkan minus dengan cara utang atau pinjaman.
“Dulu, pertama kita buka, tidak ada orang yang mau menitipkan produk UKM nya ditempat kita. Lalu kita siasati dengan membeli aneka kue di kaki lima pasar raya, kemudian kita pajang. Alhamdulillah banyak yang laku dan banyak juga yang bersisa bahkan terbuang. Bank juga belum ada yang mau memberi pinjaman, persyaratannya rumit, harus sudah operasional minimal 2 tahun. Namun kita tidak patah semangat, terus berusaha dan berjuang sehingga makin hari perkembangannya makin baik ,” kisah Irawati yang mengawali usaha dari menjadi karyawan toko.