×

Iklan


Harapkan Radio di Sumbar Kembali Berberita, AJI Padang Gelar Pelatihan Cek Fakta

18 Oktober 2022 | 08:33:16 WIB Last Updated 2022-10-18T08:33:16+00:00
    Share
iklan
Harapkan Radio di Sumbar Kembali Berberita, AJI Padang Gelar Pelatihan Cek Fakta
Pelatihan Cek Fakta digelar AJI Padang Sabtu, Minggu 15 - 16 Oktober 2022 di Hotel Axana, diikuti oleh 13 radio di Sumatera Barat

Padang, KhazMinang.id – Sudah lama radio swasta di Sumatera Barat tidak memproduksi berita seperti yang dilakukan Radio Republik Indonesia (RRI). Padahal radio masih banyak pendengarnya dan menjadi acuan informasi bagi masyarakat.

"Radio masih menjadi sarana utama bagi publik untuk memperoleh informasi”, kata Aidil Ichlas, ketua AJI Padang dalam sambutannya pada pelatihan Cek Fakta untuk jurnalis radio pada Sabtu (15/10/2022) di Hotel Axana Padang.

Pelatihan Cek Fakta yang digelar Aliansi Jurnalistik Independen (AJI) Padang berkolaborasi dengan AJI Indonesia dan Google Initiative tersebut diikuti 13 radio swasta, komunitas dan publik di Sumatera Barat selama dua hari Sabtu dan Minggu, 15 dan 16 Oktober 2022.

    Lebih lajut Aidil mengatakan, pelatihan cek fakta ini sejak beberapa tahun lalu digencarkan oleh AJI, tidak saja untuk peningkatan kapasitas jurnalis, namun juga melawan hoax yang hingga kini masih marak terjadi. Ia berharap, pelatihan ini juga akan memicu kembali berkembangnya program berita di radio.

    Yose Hendra dari AJI Padang dan Phesi Esterju dari AJI Bengkulu yang telah memperoleh lisensi sebagai pelatih Cek Fakta dari Google Initiative tampil sebagai pemateri didampingi dua fasilitator Afrizal dan Fuadi Zikri dari AJI Padang.

    Peserta yang mengikuti pelatihan ini berjumlah 15 orang dari total 13 radio, yaitu 11 radio swasta Arbes FM Padang, Sushi FM Padang, Pesona FM Padang, Kiara FM Padang, Padang FM Padang, Classy FM Padang , Star FM Padang, Boos FM Padang, Pronews FM Padang, Sipp FM Padang , 1 radio publik RRI Padang dan 1 radio komunitas Taratak FM Limapuluh Kota.

    Di hari pertama, peserta diberikan pemahaman seputar kabar bohong atau hoaks, serta peran media menyikapinya. Peserta juga diajarkan menelusuri keaslian sebuah konten yang tersebar di media, dengan menggunakan berbagai "tools", lalu menganalisis hasil penelusuran itu.

    Selain itu peserta juga diajarkan bagaimana cara mengaudit media sosial, memverifikasi lokasi dari sebuah konten.

    Di hari kedua materi dilanjutkan dengan cara memverifikasi waktu dari sebuah konten dari media. Sama halnya dengan hari pertama, peserta juga diminta untuk menganalisis hasil penelusuran tersebut. Para peserta juga mendapatkan materi soal digital hygiene, etika pengecekan fakta, dan cara memproduksi podcast.

    Pelatihan ini juga membuka kesempatan bagi peserta, untuk mendapatkan fellowships, dengan cara mengajukan proposal liputan/konten. Nantinya akan dipilih dua proposal terbaik yang berhak mendapatkan journalism fellowships dari AJI dan Google Initiative.

    Salah seoang peserta pelatihan, Aditya Pratama dari Radio Arbes FM merasa bangga bisa mengikuti pelatihan ini yang selama ini belum pernah ia ikuti

    "Kita diajarkan tentang bagaimana mengetahui dan mengatasi penyebaran berita hoaks”, ujarnya.

    Setelah mengikuti pelatihan ini ia merasa terpacu memberikan informasi yang valid saat bersiaran di radio Arbes FM tempat ia bekerja.

    “Sebagai penyiar, kita perlu cek fakta dulu sebelum menyampaikan sebuah informasi kepada masyarakat pendengar”, katanya.

    Nurifa, peserta dari Radio Star FM mengatakan, banyak ilmu bermanfaat dan belum pernah ia terima sebelumnya selama mengikuti pelatihan cek fakta ini.

    “Sebelumnya kita kan hanya searching dari google, bagaimana cara menstalking, mengecek kebenaran fakta, tapi dengan pelatihan ini kita tahu lebih dalam,” ujarnya.

    Peserta lainnya, Edy Chandra dari Radio Komunitas Taratak FM menyebut, pelatihan yang cek fakta ini sangat bermanfaat baginya yang bekerja di radio. Ilmu yang ia peroleh dari pelatihan ini dapat ia terapkan di radionya.

    "Harapannya kegiatan ini rutin digelar, kegiatan yang sama dengan tema yang berbeda bisa diadakan secara reguler. Jadi terhadap jurnalis, radio khususnya ada perhatian khusus," timpal Nur Haini dari Radio Pronews FM. (Rilis/JJ)