×

Iklan


Gubernur Sumbar: Tak ada PDRI Tamatlah NKRI

22 Desember 2021 | 17:55:06 WIB Last Updated 2021-12-22T17:55:06+00:00
    Share
iklan
Gubernur Sumbar: Tak ada PDRI Tamatlah NKRI

Jakarta, Khazminang.id – PDRI yang umurnya hanya 207 hari itu menjadi penentu nasib bangsa Indonesia pada waktu itu. Pada saat itu, kata Gubernur, Ibukota dikuasai oleh penjajah, dan Soekarno dan Hatta ditawan, sehingga penjajah Belanda menyebut Indonesia sudah tamat.

"Pascaproklamasi, tercatat ada 11 peristiwa besar di Indonesia dan salah satunya adalah PDRI. PDRI adalah penyambung nyawa Indonesia. Jika tidak ada PDRI, tamatlah Indonesia," ujar Gubernur Mahyeldi Ansharullah ketika menjadi salah satu narasumber di acara webinar bertajuk Makna Hari Bela Negara Untuk Eksistensi NKRI dengan tema "Sejarah PDRI Sebagai Cikal Bakal Hari Bela Negara," Rabu (22/12) yang digelar Ditjen Politik dan Pemerintahan Umum (Polpum) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Dalam webinar yang dibuka oleh Dirjen Poltik & PUM, Dr. Bahtiar, itu gubernur Mahyeldi memaparkan secara lengkap dan runut tentang sejarah Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) sebagai penyambung nyawa NKRI ketika Indonesia disebut tidak ada lagi setelah Soekarno-Hatta ditangkap dan diasingkan oleh penjajah dalam agresi militer belanda ke-2 di Yogyakarta.

    Ditambahkan gubernur, sangat banyak pelajaran penting dari peristiwa PDRI bagi generasi muda dalam rangka meningkatkan semangat nasionalisme dan semangat bela negara. Semangat berkorban para tokohnya, semangat membantu masyarakatnya hingga teladan yang ditunjukkan Ketua PDRI MR. Syafruddin Prawiranegara saat menyerahkan mandat kekuasaan kembali kepada Soekarno.

    Pemaparan Gubernur mendapat apresiasi dari Sekretaris Ditjen Poltik & PUM, Dr. Imran. Menurutnya gubernur Mahyeldi sangat mengerti dan paham sekali mengenai sejarah PDRI sehingga bisa memaparkan dengan lengkap dan runut. Tampil sebagai narasumber lain dalam webinar ini Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca, Dr. Adin Bondar, Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Drs. Zulkifli, dan dari kalangan akademisi, Prof. Dr. Nadiroh, M.Pd. (rina akmal)