Padang, Khazanah – Pengukuhan Gubernur Sumbar Buya Mahyeldi
menyandang gelar kehormatan “Abah Rakean” dari warga Sunda, berlangsung dengan
khidmat, Sabtu (16/09/2023). Sedikitnya 500 warga Sunda dari seluruh
kabupaten/kota di Sumbar yang hadir memenuhi ruangan auditorium gubernuran, memberikan
dukungan penuh kepada Mahyeldi.
Diawali dengan pemasangan pin kujang di dada Gubernur
Sumbar Mahyeldi oleh Ketua Bidang Organisasi Pengurus Besar Paguyuban Pasundan,
Eddy Jusuf. Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan ikat di kepala bercirikan
khas Sunda.
Gubernur Sumbar Mahyeldi dalam sambutannya usai pengukuhan
mengungkapkan terima kasih atas gelar yang diberikan. Semoga dengan menyandang
gelar Abah Rakean, dapat makin memperkokoh dan menguatkan hubungan yang telah terjalin
selama ini antara warga Sunda dengan warga Sumbar. Selaigus juga dapat sama-sama
berkontribusi untuk pembangunan Sumatera Barat.
“Terima kasih. Semoga saya dapat melaksanakan dan mengaplikasikan gelar Abah Rakean yang saya sandang di tengah masyarakat, baik untuk warga Sunda sendiri maupun untuk masyarakat Sumbar secara keseluruhan,” ujar Mahyeldi yang disambut tepuk tangan hadirin.
Turut hadir Kapolda Sumbar Irjenpol Suharyono yang merupakan sumando orang Sunda karena sang istri berasal dari Tasikmalaya. Juga hadir Ketua TP PKK Sumbar Harneli Mahyeldi, Sekretaris Bidang Organisasi PB Paguyuban Pasundan Dr.H. Kunkurat, SIP, MSi yang juga merupakan Dekan FISIP Univesitas Pasundan, Ketua Departemen Bidang Organisasi PB Paguyuban Pasundan, Dr.H. Deden Ramdan, SIP, MSi, DBA dan undangan lainnya.
Pengukuhan gelar kehormatan Abah Rakean dilanjutkan
dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) Paguyuban Warga Sunda (PWS)
Sumbar dengan Pengurus Besar (PB) Paguyuban Pasundan tentang dukungan terhadap
program pembangunan Pemprov Sumbar.
“Kami warga Sunda yang tergabung dalam PWS Sumbar siap
dan mendukung program Pemprov Sumbar,” ujar Ketua PWS Sumbar, Maman Sudarman.
Dikatakan, PWS Sumbar berdiri pada September 1969 dengan
nama Ikatan Keluarga Jawa Barat (IKJB). Kemudian IKJB berganti nama menjadi
Paguyuban Warga Jawa Barat (PWJB). Sejak Banten keluar dari Jawa Barat dan
menjadi provinsi yang berdiri sendiri maka PWJB berganti nama menjadi PWS
hingga saat ini.
“Anggota PWS Sumbar saat ini jumlahnya mencapai 70.000
jiwa. Mereka dominan bergerak di sektor pertanian dan UMKM dengan perkembangan usaha
yang masih perlu diberdayakan lagi. Diharapkan dengan adanya Abah Rakean, dapat
menjembatani berbagai persoalan yang dihadapi anggota PWS agar mereka bisa
lebih berkembang,” katanya.
Sementara Ketua Bidang Organisasi Pengurus Besar
Paguyuban Pasundan, Eddy Jusuf yang juga Rektor Universitas Pasundan
menyebutkan, untuk membangun daerah perlu sinergi segenap pihak, tak terkecuali
berbagai etnis warga yang tinggal dan berdiam di daerah itu. Salah satunya
adalah warga Sunda yang menetap di Sumbar harus ikut terlibat dan bersinergi
dalam pembangunan daerah.
“Kami berpesan untuk warga Sunda seluruhnya,
khususnya yang menetap di Sumbar, jadi lah solusi di mana pun tinggal,”
katanya. (devi)