Bukittinggi, Khazminang – Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Ir. Budi
Gunadi Sadikin, CHFC, CLU didampingi Dr. Dra. Gemala Rabi'ah Hatta, MRA, M.Kes (Putri
kedua Wakil Presiden Republik Indonesia Pertama Mohammad Hatta), Gubernur
Provinsi Sumatera Barat diwakili Kepala Dinas kesehatan Provinsi Sumatera
Barat, Wali Kota Bukittinggi Erman Safar secara resmi menandatangani prasasti
pergantian nama Rumah Sakit Stroke Nasional (RSSN) menjadi Rumah Sakit Otak DR
Drs M.Hatta (RSOMH) Kota Bukittinggi, Jumat (9/4/2021)
Acara yang diselenggarakan
di halaman RSOMH Kota Bukittinggi tersebut dihadiri Ketua DPRD Kota
Bukittinggi, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah kota Bukittinggi, seluruh pegawai
RSOMH termasuk 25 orang dokter spesialis, wartawan media cetak, online,
elektronik dan tamu undangan.
Menkes RI Budi Gunadi
Sadikin optimis RSOMH Kota Bukittinggi mampu memfasilitasi layanan kesehatan
masyarakat internasional sehingga pamornya tidak hanya dikenal di Sumatera Barat
dan Indonesia, namun sampai ke manca negara. Pihaknya akan menjembatani mimpi
besar Direktur Utama RSOMH Kota Bukittinggi Dr.dr Aslen Arlan, Sp.B-KBD,
M.A.R.S tersebut agar rumah sakit ini Go Internasional. Tentu, diperlukan upaya
untuk melengkapi kebutuhan pelayanan
bagi pasien sehingga segera terwujud dan bukan sebuah mimpi belaka.
Budi Gunadi Sadikin mengapresiasi
perubahan nama rumah sakit ini dengan menyertakan figur sang Proklamator Mohammad
Hatta atau Bung Hatta. Ketika seseorang menyebut nama beliau itu, maka kembali
mengenang sejarah dan mengenali Wakil Presiden pertama di Republik Indonesia
tersebut.
“Nama Mohammad Hatta
adalah nama yang bukan hanya dikenal sebagai orang Bukittinggi, seluruh Indonesia
dan dunia pun kenal. Mudah-mudahan dengan adanya nama Mohammad Hatta yang dipakai
itu bisa mengenalkan rumah sakit ini menjadi terkenal di seluruh
dunia,"ucapnya.
Lebih lanjut Menkes RI
menjelaskan RSOMH Kota Bukittinggi menjadi rumah sakit rujukan, sehingga
peningkatan layanan kesehatan adalah acuannya. Pihak manajemen rumah sakit
perlu merangkul institusi lain seperti perguruan tinggi untuk meningkatkan
pelayanan dan bahkan memunculkan ide agar berdiri sebuah perguruan tinggi itu
atau fakultas kedokteran yang mampu bersinergi dengan RSOMH untuk menjawab
kebutuhan layanan penyembuhan penyakit.
“Menjadi rumah sakit rujukan
itu layanannya harus bagus, harus rajin meneliti. Jadi tolong dirangkul
perguruan tinggi. Rujukan tersebut adalah orang-orang yang mengidap stroke di
Malaysia, Singapura dan negara lainnya dapat berobat di RSOMH Kota Bukittinggi,”
ucapnya.
Sementara itu Dr.Dra.
Gemala Rabi'ah Hatta, MRA, M.Kes mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi digunakannya
nama Proklamator Bung Hatta pada rumah sakit milik Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia itu.
"Direktur RSOMH sudah
benar dalam menyebut nama ayah saya, tapi dalam penulisanya saya ingin perbaiki,
nama Mohammad Hatta tidak ada disingkat menjadi M. Hatta,” ucapnya.
Gemala Rabi'ah Hatta
menyampaikan keinginannya agar ejaan nama Rumah Sakit Otak DR. Drs. M.Hatta
(RSOMH) Kota Bukittinggi yang telah diresmikan disempurnakan sesuai kaidah dan
tata bahasa. Pencermatan itu ditiliknya terhadap singkatan DR yang mengartikan
kata Doktor, seharusnya ejaannya huruf D (besar) dan huruf r (kecil) sehingga
Dr lah yang benar bukan DR.
Selanjutnya ia
menyampaikan bahwa ejaan lain termuat pada singkatan M di kata M. Hatta,
seharusnya dipanjangkan saja Mohammad, tanpa disingkat menjadi M. Pertimbangan
untuk revisi ejaan dan nama terhadap nama ayahandanya itu didasari agar tidak
terjadi kesalahan dan kekeliruan sejarah dikemudian hari, sehingga generasi
mendapatkan referensi yang benar.
“Saya minta pak Menteri
dapat melakukan perbaikan nama ayah di SK atau dokumen atau penulisan lainnya.
Kami bangga nama ayah dijadikan nama rumah sakit otak di Kota Bukittinggi ini,”
ucapnya.
Direktur Utama RSOMH Kota
Bukittinggi Dr.dr Aslen Arlan, Sp.B-KBD, M.A.R.S menyampaikan sejarah
perjalanan rumah sakit sebelum berubah menjadi Rumah Sakit Otak DR. Drs. M.Hatta
(RSOMH) Kota Bukittinggi.
“RSOMH ini adalah salah satu
rumah sakit Kementerian Kesehatan type B. Adapun slogan RSOMH adalah ‘Bekerja
Cerdas, Cermat dan Ikhlas’
Kami sampaikan kepada pak Menteri
Kesehatan, dua tahun terakhir rumah sakit ini dilanda pandemi COVID-19, semua
indikator kinerja turun dalam dua tahun tersebut, pendapatan juga turun
dibandingkan dengan biaya operasional tidak memenuhi target,”pungkasnya. (Iwin
SB)