Jakarta, Khazminang-- Gerah disebut-sebut dan dituding sebagai dalang unjuk rasa mementang Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker), Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo menantang kepolisian untuk membuktikan dirinya dalang di balik aksi itu.
Dengan demikian, Gatot berharap tidak ada lagi
saling tuduh menuduh tanpa bukti konkret.
"Tidak perlu repot-repot tuduh KAMI, ada Badan Intelijen Negara, Polri
silahkan cari saja dalangnya. CCTV ada di tempat yang bakar-bakaran," kata
Gatot dalam bincang-bincang di akun channel Youtube Refly Harun seperti disimak Khazminang.id, Sabtu (17/10).
Gatot menilai aksi unjuk rasa wajar
terjadi karena UU Ciptaker dianggap
tak berpihak pada rakyat, dan rakyat
memprotes itu, sehingga menurutnya, KAMI tak perlu
repot-repot mendalangi massa pengunjuk rasa.
Gatot juga menyoroti rendahnya aspek transparansi dalam UU Ciptaker. Alhasil,
masyarakat menuntut haknya.
"Rakyat ini hanya perlu informasi jelas, mahasiswa ini demo sesuai koridor
hukum, mereka nanti ketika lulus kerja jadi buruh juga. Harus ada penjelasan
secara terbuka," tegas Gatot.
Gatot menyatakan KAMI tak
akan mengambil opsi tindakan anarkis. Ia memandang kerusuhan hanya akan
berdampak buruk pada kesejahteraan rakyat.
"Demo anarkis itu ikhtiar merusak masa depan KAMI sendiri. Tidak mungkin
KAMI yang berdiri dari gerakan moral, konstitusional (melakukan kerusuhan).
Buruh diri kalau kami buat kerusuhan, sudah gitu ekonomi lagi sulit," ujar
Gatot.
Sebelumnya, pemerintah menuduh aksi menentang UU Ciptaker didalangi dan
dibiayai. Sejumlah anggota dan petinggi KAMI baru-baru ini ditangkap atas
tuduhan penghasutan unjuk rasa. */Novrizal
Sadewa.