Jakarta, Khazminang.id-- Umat
muslim di seluruh dunia merasakan keprihatinan saat merayakan Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah
di tengah pandemi Covid-19. Selain Indonesia, yang warganya diminta untuk tetap
di rumah, negara-negara Arab pun demikian
Duta Besar RI untuk Kerajaan Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel mengungkap
suasana Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah Arab Saudi di tengah pandemi
Covid-19, diberlakukan full lockdown selama 24 jam.
Selama itu juga, semua warga yang tinggal di Saudi tidak dibolehkan ke luar.
Bahkan, Pemerintah melarang warganya shalat Idul Fitri di masjid maupun musala.
"Semua masjid di semua wilayah Kerajaan Arab Saudi mulai dari ujung timur
kota Dammam sampai ujung barat kota Jeddah, tidak ada satu masjid pun yang
dibuka untuk pelaksanaan shalat Idul Fitri," ujar Agus saat teleconference
virtual dengan media gugus tugas penanganan Covid-19, Selasa (26/5) sore.
Ia mengatakan, pelaksanaan shalat Idul Fitri hanya boleh dilakukan di Masjidil
Haram dan Masjid Nabawi di Madinah Al Munawaroh, itupun, lanjut dia,
dilaksanakan dengan jamaah yang sangat terbatas.
Ia menerangkan, Saudi memperlakukan aturan tidak boleh melaksanakan salat Idul
Fitri di masjid dan musola seluruh wilayah Arab Saudi, berdasarkan kaidah
sangat terkenal, Jalaluddin as Suyuthi, yang juga diikuti para ulama-ulama dan
akademisi Indonesia.
Dalam kaitannya, sesuatu yang wajib tidak boleh ditinggalkan kecuali dengan
sesuatu yang wajib juga. Kaidah ini untuk melarang pelaksanaan Idul Fitri di
masjid masjid dan musola pertimbangannya sesuatu yang wajib yaitu demi menjaga
nyawa yang harus diprioritaskan ketimbang Shalat Idul Fitri hukumnya sunnah,
sementara menjaga nyawa hukumnya adalah wajib.
Ia melanjutkan, kaidah kedua yang dipakai untuk kebijakan ini sama juga yang
sering digunakan ulama Indonesia, bahwa segala sesuatu yang berpotensi
menimbulkan bahaya, segala sesuatu yang berdampak negatif, segala sesuatu yang
mengancam keselamatan nyawa harus dihilangkan.
"Jadi yang perlu saya tekankan di sini bahwa kebijakan ini dekrit raja dan
raja di Saudi ini sangat efektif dan tidak ada seorangpun yang berani melanggar
dekrit ini," ujarnya.
Untuk silaturahim lebaran, Pemerintah Saudi mengimbau agar komunikasi antar
warga negara Saudi dan juga para ekspatriat yang tinggal di Saudi menggunakan
sosial media. Imbauan ini pun, diikuti oleh seluruh warga yang tinggal di
Saudi.
"Satu hal yang menarik Ketika saya membaca medsos di Arab Saudi ini para
warga negara saudi dalam medsosnya selalu mendoakan pemerintahnya, mendoakan
Raja Salman bin Abdul Aziz, mendoakan waliyullah Muhammad Salman, mendoakan
semua menteri dan semua pejabat pejabat tinggi di Saudi agar diberikan kekuatan
oleh Allah dalam menghadapi pandemi Covid-19," ujarnya.
Sementara di Mesir, Duta Besar RI untuk Mesir Helmy Fauzy mengatakan,
pelaksanaan lebaran di
Mesir memang berbeda dibandingkan sebelumnya karena pandemi Covid-19. Hingga
Senin (25/5), total kasus Covid-19 di Mesir berjumlah 17.967 orang, atau
meningkat signifikan sejak awal Ramadhan.
"Idul Fitri di Mesir juga tahun ini tidak ada pelaksanaan Shalat Idul
Fitri di masjid atau lapangan yang menimbulkan kerumunan warga dalam jumlah
yang besar, masjid di tutup oleh Pemerintah Mesir," ujarnya.
Karena itu, suasana lebaran di Mesir, Kairo khususnya, menyesuaikan tantangan
pandemi Covid-19. Bahkan KBRI Kairo yang biasanya melakukan Shalat Idul Fitri
di KBRI, juga ditiadakan demi mencegah penyebaran virus Covid-19.
"Kami mengikuti kebijakan Pemerintah baik Pemerintah Indonesia maupun
Pemerintah Mesir," ujarnya. (Rol/nov)