×

Iklan


Dokter di Padang Kembali Gugur Karena Covid-19, Kali Ini Kepala Puskesmas Air Tawar

03 Agustus 2021 | 15:24:01 WIB Last Updated 2021-08-03T15:24:01+00:00
    Share
iklan
Dokter di Padang Kembali Gugur Karena Covid-19, Kali Ini Kepala Puskesmas Air Tawar
Dokter di Kota Padang kembali gugur setelah berjuang melawan Corona (Covid-19), kali ini adalah Primayanti, 52 tahun, Kepala Puskesmas Air Tawar Kota Padang (foto: fb Afando Ekardo).

Padang, Khazminang--  Dokter di Kota Padang kembali gugur setelah berjuang melawan Corona (Covid-19), kali ini adalah Primayanti, 52 tahun, Kepala Puskesmas Air Tawar Kota Padang.

 

Dokter gigi ini dilaporkan meninggal dunia pukul 23.53 WIB, Minggu (1/8) di RSUP M Djamil Padang.

     

    Informasi dari rekan-rekannya di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Padang, jenazah Primayanti dimakamkan di Dobok Sinjolai, Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Senin (2/8) lalu.

     

    Kabar duka meninggalnya Primayanti juga menyebar luas di kalangan keluarga besar Universitas Baiturrahmah, sebab, Primayanti merupakan alumni Kedokteran Gigi Universitas Baturrahmah, Angkatan ’87.

     

    Gugurnya Primayanti ini direspons oleh dr Andani Eka Putra, Tenaga Ahli Menteri Kesehatan yang juga Kepala Laboratorim Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand).

     

    “Selamat jalan Buk Kapus (Air Tawar), selamat jalan kawan-kawan nakes yang lain, semoga Allah menempatkan kalian di sisi-Nya,” kata Andani.

     

    Menurut Andani, bergugurannya dokter dan nakes di Sumatra Barat (Sumbar) merupakan gambaran kekacauan penanganan Covid-29 di daerah ini.

     

    Sebelumnya, kata Andani, Sumbar adalah provinsi yang awalnya mempunyai penemuan kasus yang tinggi dan angka positivity rate (PR) yang rendah.

     

    “Namun saat ini semuanya berubah. Minggu ini positivity rate masih di atas 30%, jumlah kasus minggu lalu hampir selalu di atas 1.000 per harinya dan kepatuhan masyarakat sangat rendah,” ungkapnya.

     

    Untuk kepatuhan, tegas Andani, tidak ada solusi lain, selain semua orang, khususnya para pimpinan di daerah ini memberikan contoh, mendorong bahkan menerbitkan regulasi agar protokol kesehatan (prokes) dijalankan, karena pimpinan punya amanah dan kewenangan utk menyelamatkan masyarakatnya.

     

    “Silakan berdagang asal prokes, silakan buka wisata asal prokes, silakan ke pasar asal prokes. Asal semua prokes, silakan. Tapi yang terlihat hingga saat ini tidak seperti itu. Saya tidak bisa berkata apa-apa lagi. Yang jelas, rumah sakit, laboratorium dan nakes adalah korban dari kekacauan ini,” ungkanya sedih.

     

    Meski begitu, ia tetap menyarankan, agar pejabat memgambil tindakan tegas dalam penanganan Covid-19.

     

    “Tutup restoran yang tidak prokes, buka yang prokes. Tutup pasar yang tidak prokes, buka yang prokes. Jangan kasih dana desa untuk nagari yang tidak prokes, kasih yang prokes. Tangkap yang tidak prokes. Buat regulasi tegas. Jangan kebijakan setengah-setengah. Harus tegas untuk keselamatan masyarakat,” ujar Andani  (*/Novrizal Sadewa).