Sebanyak 10 orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Sumatera Barat diberangkatkan ke Jepang setelah menjalani sejumlah pelatihan dan pembekalan selama tiga bulan (foto: Istimewa) |
Padang,
Khazminang.id-
Sebanyak 10 orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Sumatera Barat
diberangkatkan ke Jepang setelah menjalani
sejumlah pelatihan dan pembekalan selama tiga bulan.
"Ini adalah pengiriman PMI pertama dari Sumbar ke Jepang sejak pandemi
melanda. Mudah-mudahan ke depan akan semakin banyak tenaga kerja terdidik kita
yang bisa mendapatkan kesempatan serupa," kata Gubernur Sumbar, Mahyeldi
saat pelepasan PMI tersebut di Padang, Jumat kemarin (13/8).
Mahyeldi mengatakan, sebelum diberangkatkan
10 PMI asal Sumbar telah melewati proses pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK)
selama tiga bulan.
Secara SDM, PMI asal Sumbar sudah sangat
memadai untuk bisa bekerja di luar negeri. Kendala yang dihadapi hanya
persoalan bahasa.
Karena itu mengusai bahasa asing sudah seharusnya menjadi kewajiban bagi
generasi muda saat masih menuntut ilmu di tingkat SMA/SMK apalagi di Perguruan
Tinggi.
"Ke depan, penguasaan bahasa asing juga akan menjadi perhatian dalam
sistem pendidikan kita di Sumbar," ujarnya.
Menurutnya, PMI adalah pahlawan devisa yang tidak hanya meningkatkan
kesejahteraan diri dan keluarga tetapi juga berperan dalam membantu devisa
negara.
Ia berpesan, sebagai orang Minangkabau yang memiliki falsafah dimana bumi
dipijak disana langit dijunjung, PMI yang berangkat harus bisa menyesuaikan
diri dengan adat dan kebiasaan di negara tujuan.
Ke depan Gubernur mengatakan pihaknya akan mensingkronkan PMI dengan Minang
Diaspora atau perantau Minang yang ada di negara tujuan agar mereka tetap merasa
ada yang mengayomi sesama orang dari kampung meskipun di negara tujuan ada
lembaga yang akan memberikan pengawasan dan perlindungan.
Sementara itu Perwakilan UPT BP2MI Padang Bayu Aryadhi mengatakan
pemberangkatan tersebut merupakan program BP2MI bekerjasama dengan Dinas Tenagakerja
dan Transmigrasi Sumbar.
Pemberangkatan dilakukan menggunakan
protokol kesehatan untuk penerbangan internasional.
Sebenarnya ada 12 orang yang telah dilatih dan akan dikirim ke Jepang, namun
karena ada kendala maka hanya 10 orang yang akhirnya diberangkatkan.
"Bagi yang akan berangkat, apapun yang akan dilakukan nanti di Jepang
nanti, jangan lupa bahwa kita juga membawa nama baik bangsa," katanya.
Ia menyebut penghasilan masing-masing PMI yang dikirimkan itu di Jepang sekitar
Rp12 juta/orang per bulan.
Jika yang berangkat 10 orang maka akan
menyumbang Rp120 juta per bulan atau setara Rp1,2 miliar setahun sehingga
membantu devisa negara.
Ia berpesan agar PMI yang dikirimkan tersebut tidak hidup konsumtif di Jepang,
tetapi menabung untuk bekal saat pulang kembali ke Tanah Air (Rina
Akmal).