×

Iklan

TERSEOK MENUJU HERD IMMUNITY
Dari Total 70ribu, Baru 5 Ribuan Lansia Padang yang DIvaksin

02 Mei 2021 | 14:01:57 WIB Last Updated 2021-05-02T14:01:57+00:00
    Share
iklan
Dari Total 70ribu,  Baru 5 Ribuan Lansia Padang yang DIvaksin
Kelurahan di Padang yang tanpa kasus Covid

Padang, Khazminang.id – Meskipun Kota Padang sudah memberikan vaksin kepada sekitar 70 ribu warga, tetapi untuk para lansia ternyata masih rendah. Bahkan pekan ini jumlah lansia yang sudah mendapatkan vaksin anti-Covid-19 masih di angka 5.500.

“Padahal dari data yang kita himpun, jumlah lansia di Padang mencapai 74 ribu orang. Ini perlu kita segerakan untuk bisa mencapai herd immunity dan herd community, kekebalan kelompok agar tidak tertular lagi oleh Covid-19,” kata Kepala Dinas Kesehatan Padang, Ferimulyani Hamid kepada media hari ini.

Menurutnya, diperlukan kerjasama kelompok juga agar tercipta kekebalan kelompok. Misalnya kelompok-kelompok lansia di berbagai organisasi sosial, organisasi massa, organisasi keagamaan, organisasi profesi dan sebagai untuk mengajak anggotanya yang lansia divakasinasi.

    Selain itu menurut Ferimulyani, pihaknya bersama Satgas Penanggulangan Covid-19 Kota Padang akan terus berkeliling mendatangi para lansia untuk memberikan vaksin. “Jadi disamping berharap partisipasi menggerakan anggotanya kepada berbagai kelompok dan organisasi, kita juga bersama tim terus turun ke bawah untuk mendatangi warga melakukan vaksinasi,” tutur Ferimulyani.

    Kenapa Lansia jadi perhatian? Berdasarkan data yang dihimpun Satgas Covid, dari 300an orang yang meninggal lantaran Covid di Padang, umumnya adalah mereka yang sudah lanjut usia. “Mereka meninggal karena disertai penyakit penyerta,” kata dia.

    Penyakit penyerta ini seperti banyak diberitakan belakangan disebut juga dengan istilah komorbid. Mereka yang memiliki komorbid, akan diperparah akibat dipicu virus Corona. Komorbid umumnya ada pada orang tua.

    Dikutip dari detikhealth, dapat dijelaskan bahwa komorbid adalah  penyakit yang muncul secara bersamaan saat seseorang sedang sakit. Penyakit komorbid cenderung bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan pada pasien ketika terinfeksi penyakit tertentu, sehingga menghambat penyembuhan.

    Contohnya, seseorang yang sebelumnya memiliki penyakit paru kemudian terinfeksi virus Corona, maka risiko sakitnya bisa menjadi lebih parah. Dalam konteks Covid-19 pasien  dengan komorbid memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi daripada pasien biasa.

    Misalnya, pasien yang memiliki masalah jantung kemudian terkena COVID-19, maka gejala yang dialami bisa lebih parah. Pasalnya, infeksi virus Corona disebut dapat membuat darah menjadi lebih kental dan ini berbahaya bagi jantung bahkan bisa memicu kematian.

    "Selain COVID-19 menyerang paru, dia juga membuat darah mudah kental. Jadi pasien yang sudah punya masalah jantung, terutama masalah jantung koroner, itu akan mengalami keluhan atau manifestasinya sama seperti orang yang kena serangan jantung karena darahnya kental," kata dr Dafsah Arifa Juzar, SpJP(K), dari divisi heartology RS Brawijaya Saharjo. (eko/dth)