×

Iklan


Dari Pameran Foto di Taman Budaya Sumbar, Perubahan Lanskap Minangkabau Terjadi dari Waktu ke Waktu

29 Agustus 2021 | 11:37:41 WIB Last Updated 2021-08-29T11:37:41+00:00
    Share
iklan
Dari Pameran Foto di Taman Budaya Sumbar, Perubahan Lanskap Minangkabau Terjadi dari Waktu ke Waktu

Padang, Khazminang.id – Jika ada waktu, langkahkan kaki Anda ke Taman Budaya Sumatera Barat. Selain untuk melepas kepenatan dengan suasana baru juga menambah wawasan dari foto-foto yang dipamerkan dalam bingkai Pameran Ethnofotografi Lanskap Budaya Minangkabau karya Edi Utama. Pameran yang berlangsung hingga 7 September itu menyuguhkan falsafah Alam Takambang Jadi Guru dengan cara tidak biasa.

"Banyak yang bisa diingat dan dipelajari dari 75 karya foto yang merekam pergeseran dan perubahan Lanskap Minangkabau dari 1997-2021. Ternyata perkembangan zaman juga membawa pengaruh terhadap bentang alam yang telah diteroka dan dikelola oleh nenek moyang orang Minangkabau," kata Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy saat membuka pameran tersebut di Taman Budaya Sumatera Barat, Sabtu (28/8/2021).

Ia menilai foto adalah salah satu upaya untuk merekam segala hal yang tidak bisa terekam selamanya oleh otak. Melihat foto dapat membangunkan memori yang pernah dilihat, direkam otak, namun terlupa. Foto yang merekam isu yang khusus menurutnya juga bisa menjadi sebuah bahan kajian, bahan pemikiran bagi generasi selanjutnya agar bisa memetik hikmah.

    "Karena saat ini penyebaran informasi yang paling cepat adalah melalui media social, maka Dinas Kebudayaan harus bisa menyebarkan informasi pameran ini seluas-luasnya agar banyak masyarakat terutama generasi muda yang bisa datang, menikmati dan belajar," katanya.

    Sementara itu, Edi Utama mengatakan proses kreatifnya untuk photografi sudah dimulai sejak tahun 1980-an. Namun banyak hasil fotonya yang sudah hilang dan rusak. Foto yang dipamerkan saat ini adalah hasil karya dari 1997-2021. Edi menyimpulkan falsafah Alam Takambang Jadi Guru yang dianut orang Minang hingga saat ini benar-benar diimplementasikan oleh nenek moyang saat meneroka dan mengelola alam.

    Ia menemukan banyak perubahan yang terjadi pada lanskap Minangkabau itu dari waktu ke waktu. Sebagian ada yang kurang menggembirakan bahkan ada yang membuat perasaan sedih dan terenyuh.

    "Banyak yang berubah dan banyak yang hilang. Semua terekam dalam karya ini," katanya.

    Namun ia mengatakan pameran yang digelar hanya bagian awal, pembuka dari serial diplomasi kebudayaan Minangkabau yang penuh dengan nilai-nilai kearifan lokal. Ia mengajak semua pihak untuk meneruskan upaya menggali nilai-nilai itu untuk doperkenalkan kepada generasi muda Minang dan dunia. (devi/rel)