Jakarta,
Khazanah – Peneliti Bidang Ekonomi The Indonesian Institute, Center for Public
Policy Research (TII), Putu Rusta Adijaya, menyatakan bahwa konser
Coldplay yang digelar di Jakarta memberikan dampak bagi nilai tukar Rupiah
dan pendapatan pajak.
“Ada
dampak konser Coldplay, tapi tidak terlalu besar bagi nilai Rupiah. Pergerakan
nilai Rupiah lebih dipengaruhi oleh sentimen kondisi ekonomi eksternal, seperti
ekonomi AS. Posisi dovish maupun hawkish The FED ini yang lebih punya pengaruh.
Kalau dari sisi pendapatan pajak, ada penerimaan cukup besar karena tiket yang
dijual masih exclude pajak 15% dan biaya-biaya lainnya,” kata Putu di Jakarta,
Rabu (15/11/2023).
Putu mengatakan konser Coldplay memberikan kontribusi ekonomi
tidak hanya bagi DKI Jakarta, tetapi juga bagi Indonesia.
“Para wisman yang datang ke Indonesia untuk menonton Coldplay
di Jakarta juga memberikan devisa. Wisatawan domestik dari daerah lain juga
datang ke Jakarta. Ada perputaran ekonomi di Jakarta, ada pemasukan buat negara
juga. Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan bahwa potensi pemasukan satu hari
bisa mencapai sekitar Rp1,17 triliun. Lalu, hotel-hotel di sekitar venue konser
sudah banyak yang full-booked berdasarkan pengamatannya,” paparnya.
Dengan
demikian, Putu menyayangkan jika Coldplay hanya dapat konser satu hari di
Indonesia, yang lebih sedikit dibandingkan di Filipina, Thailand, dan
Singapura.