POJOK Kuliner, Sarapan Pagi Keluarga di pelataran parkir Dalas Sawalayan |
Padang, Khazanah – Penurunan daya beli
masyarakat beberapa bulan terakhir sangat
berdampak pada omzet usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), termasuk usaha
retail. Kondisi ini bukan hanya terjadi di Padang, tetapi secara nasional sudah
dirasakan hampir disemua daerah. Hal ini memaksa para pedagang dan pengusaha
supermarket atau swalayan memutar otak, bagaimana mengatasi kelesuan ini.
Dalas Swalayan, salah satu pusat perbelanjaan terbesar dan terlengkap yang berada di Jl. Andalas No. 38 Padang mencoba melakukan terobosan untuk menarik pelanggan agar tetap berbelanja.
Pimpinan Dalas Swalayan, Irawati
Meuraksa bersama suaminya Febrizal Madjid mensiasati kondisi ini dengan
merangkul beberapa UMKM kuliner di Padang untuk berkolaborasi membuat pojok
kuliner menarik, berdampingan dengan swalayan.
“Saya melihat di kota-kota lain, pusat perbelanjaan itu bergandengan tangan dengan usaha kuliner. Dimana ada supermarket atau swalayan, disana ada pojok kulinernya, tempat rehat sejenak, mengganjal perut, sambil menunggu keluarga belanja,” kata Irawati saat ditemui Khazanah di tempat usaha kulinernya Sarapan Pagi Keluarga di pelataran parkir Dalas Swalayan.
Menurut Ira, usaha retail harus terus
berinovasi, memaksimalkan fasilitas dan sarana yang ada, sehingga memiliki daya
tarik dan tetap dilirik oleh konsumen.
“Kita tidak mungkin monoton dengan jualan barang kebutuhan rumah tangga yang barangnnya itu-itu aja. Harus ada inovasi, selain konsumen promo, juga ada counter buah dan sayuran segar, aneka kue UMKM serta pojok kuliner,”jelasnya.
Pojok kuliner itu, lanjut Ira, tidak
harus besar seperti rumah makan atau restoran, cukup bisa muat 30 orang, tapi
nyaman, elegan dan makanannya enak.
“Kuncinya dimakanan, menunya harus
yang paling enak, bervariasi, segar dan yang jelas harganya bersaing,” lanjut
Ira yang juga ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Perempuan Indonesia Maju (PIM) kota
Padang.
Sementara itu, Febrizal Madjid,
komisaris utama Dalas Swalayan Group menilai terobosan yang dilakukan oleh
tokonya ini cukup berdampak pada peningkatan penjualan.
“Alhamdulillah, konsumen merasa senang belanja disini, sambil menunggu orang rumah belanja di dalam, suami dan anak-anak menikmati aneka kuliner pojok parkiran, ada mie nyemek, ayam geprek, dan lainnya,” katanya kepada Khazanah.
Dia yakin, kelesuan daya beli
masyarakat ini akan segera berlalu, seiring dilantiknya pemerintahan baru, baik
di nasional maupun di daerah.
“Mudah-mudahan kondisi kembali normal,
sehingga perekonomian kembali menggeliat dan Padang kembali hidup,” ujar
Febrizal Madjid yang telah puluhan tahun berkecimpung di usaha retail.
Keberhasilan terobosan yang dilakukan
oleh Dalas Swalayan ini akan ditularkan ke cabang-cabang nya yang lain di kota
Padang.
“Walaupun daya beli lesu, penjualan
harus tetap maju,” pungkasnya. (JJ)