×

Iklan


Boikot Produk Pro Israel Bisa Berdampak Buruk, Pengusaha Ritel Minta Pemerintah Turun Tangan

16 November 2023 | 08:15:10 WIB Last Updated 2023-11-16T08:15:10+00:00
    Share
iklan
Boikot Produk Pro Israel Bisa Berdampak Buruk, Pengusaha Ritel Minta Pemerintah Turun Tangan

Jakarta, Khazanah – Pelaku usaha ritel membeberkan sejumlah dampak apabila aksi boikot terhadap sejumlah produk yang dianggap pro terhadap Israel terus berlanjut. Menurut Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey, jika terjadi penurunan permintaan di hilir maka akan berdampak terhadap hulu yang akan mengurangi produksi.

"Bisa kita bayangkan ketika tergerus produsennya atau supplier, maka investasi bisa hilang dan kandas," ungkap Roy di Jakarta, Rabu (15/11/2023).

Artinya jika produksi terus menurun, maka pertumbuhan tidak bisa terjadi. Stok akan menumpuk di produsen, dan produksi otomatis akan berhenti jika tidak ada permintaan dari pengusaha di bagian hilir. Ujung-ujungnya akan terjadi pengurangan tenaga kerja alias pemutusan hubungan kerja (PHK).

    "Bagaimana mungkin kalau produktivitas turun bagaimana bisa membayarkan tenaga kerja yang gak turun, itu hubungannya langsung," jelasnya.

    Oleh karena itu ia meminta pemerintah segera mengambil langkah agar tidak terjadi dampak yang berkepanjangan.

    "Pemerintah harus hadir dalam membaca atau melihat situasi dan kondisi. Perlu ada langkah-langkah yang relevan dan adaftif oleh Pemerintah dalam membaca situasi dan kondisi," tutur Roy.

    Pelaku usaha ritel meminta pemerintah turun tangan untuk mengantisipasi dampak dari adanya aksi boikot terhadap produk yang dianggap pro terhadap Israel.

    "Pemerintah harus hadir dalam membaca atau melihat situasi dan kondisi. Perlu ada langkah-langkah yang relevan dan adaptif oleh Pemerintah dalam membaca situasi dan kondisi," lanjut Roy

    Menurutnya pemerintah harus memikirkan langkah apa yang akan diambil untuk terus mendorong misi perdamaian tanpa harus mengorbankan hak konsumen.

    "Misalnya bagaimana kita menggerakan misi kemanusiaan, dari masyarakat dan konsumen dan kami juga. (Pemerintah) jangan berdiam, karena di sini ada hak konsumen di situ dan produktivitas yang di mana mempekerjakan tenaga kerja kita juga," ujarnya.

    Dia menegaskan, pihaknya tidak menyentuh brand, produk maupun fatwa, namun hanya memperjuangkan hak konsumen yang juga dijamin untuk menyampaikan pendapat ditempatkan pada marwahnya. "Misalnya misi kemanuasiaan dan jagalah hak konsumen karena setiap waktu harus terpenuhi kebutuhannya dari produk yang dilarang," tukasnya