×

Iklan


Berbeda Adat-Istiadat, Budaya, Kebiasaan, Agama dan Kepercayaan, Tetap NKRI

09 Agustus 2021 | 17:29:29 WIB Last Updated 2021-08-09T17:29:29+00:00
    Share
iklan
Berbeda Adat-Istiadat, Budaya, Kebiasaan, Agama dan Kepercayaan, Tetap NKRI
Iwin SB

Oleh : Nuswirsyah (Iwin SB)

Tidak terasa sudah 2 tahun berlalu bencana non alam Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) melanda dunia termasuk negara Indonesia, di masa pandemi Covid-19 ini, Hari Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di tahun 2021 berusia 76 tahun dengan mengusung tema "Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh". Dengan ketangguhan dan berbagai upaya yang dilakukan di masa pandemi maka Indonesia akan tumbuh.

Ketangguhan NKRI menjadikan kekuatan dalam berbangsa dan bernegara. Bersatu rakyat menjadikan bangsa dan negara kuat guna menghadang terjadinya konflik yang akan menghancurkan.

    NKRI banyak terdapat pulau-pulau, mulai dari Provinsi Aceh yang berada di ujung barat pulau Sumatera hingga Provinsi Papua di ujung timur terdiri dari berbagai suku bangsa yang berbeda adat-istiadat, budaya, kebiasaan, agama dan juga kepercayaan yang berada dalam daerahnya masing-masing.

    Garuda Pancasila lambang NKRI dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. yang berarti "Berbeda-beda tetapi tetap satu" ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh burung Garuda. Pengertian daripada semboyan Bhinneka Tunggal Ika harus semua masyarakat memahami, karena memiliki makna yang sangat penting dalam persatuan dan kesatuan dari berbagai macam ras, suku, dan agama.

    Di setiap daerah dalam NKRI mempunyai budaya, adat istiadat, kebiasaan masing-masing dan yang mempersatukannya adalah rasa nasionalisme. Bhinneka Tunggal Ika mewujudkan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

    Mengenai adat-istiadat, budaya, kebiasaan, agama dan juga kepercayaan. Generasi muda Indonesia sebagai pewaris budaya adat dan agama, sangat ironis jika tidak mengetahui dan tidak memahami adat budaya daerahnya sendiri dan agama. Dilihat secara kenyataannya yang kini sudah memasuki era teknologi modern atau yang dikenal dengan era Revolusi Industri 4.0 bahkan sudah menjadi Revolusi Industri 5.0 mengarah pada kemajuan dunia teknologi modern.

    Dengan kemajuan teknologi modern, tentunya adat-istiadat, budaya, kebiasaan, agama dan juga kepercayaan harus dijaga guna menghindari pengaruh yang akan menjadi perpecahan persatuan dan kesatuan bangsa. Makna yang terdapat pada Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan kita sehari-hari harus benar-benar dipahami, sehingga terwujud masyarakat yang aman, tentram, dan damai.

    Salah satu contoh di Provinsi Sumatera Barat, adat-istiadat, budaya Minangkabau, kebiasaan dan agama harus diimbangi agar dapat berjalan sebagaimana mestinya dan tidak terlupakan sampai dan dimanapun berada. Maka dari itu suku Minang, sejak usia dini sudah ditanamkan kepada generasi pewaris budaya adat Minangkabau dan agama dengan mempelajari budaya adat secara garis keturunan dan agama secara kaffah.

    Di jaman sekarang ini terlihat budaya asing mempengaruhi kekinian generasi muda. Perlunya pelestarian budaya adat Minangkabau dan agama di kalangan generasi muda, agar tetap menyatu dengan kepribadian. Pelestarian budaya adat Minangkabau dan agama di kalangan generasi muda sudah sepantasnya untuk dilestarikan, bak pepatah “Tak lekang oleh panas, tak lapuk oleh hujan” adalah tetap tidak berubah selamanya (tentang adat dan agama).

    Dengan dasar filosofi Minangkabau “Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah” (adat bersendi syariat dan syariat bersendi kitab Allah SWT) yang merupakan perpaduan adat istiadat dan nilai-nilai agama, ini sangat diperlukan untuk ditanamkan dalam kalbu generasi muda Minangkabau agar kelak tetap melekat dan menyatu pada kehidupan generasi muda nantinya.

    Sehingga generasi muda Minangkabau dapat memahami tentang pengertian Adat sabana adat (Adat sebenar adat), Adat nan diadatkan (Adat yang diadatkan), Adat nan teradat (Adat yang teradat), Adat istiadat dan juga tentang pengertian sumbang 12.

    Generasi muda yang disebut sebagai generasi milenial untuk lebih aktif memahami dan mengerti tentang budaya adat Minangkabau dan agama, sangat prihatin jika pengaruh-pengaruh narkoba, pergaulan bebas dan lainnya merasuk kalbu dan pikiran generasi muda, apalah artinya generasi muda Minangkabau masa depannya jika tidak mengetahui tentang budaya adat Minangkabau dan agama sebagai dasar kepribadian pemuda tersebut.

    Sebagai generasi muda penerus bangsa tercinta, harus dapat menunjukkan kepada bangsa dan negara sebagai generasi tangguh tidak tergores dengan pengaruh yang akan merusak dan tumbuhkan gelora semangat juang nasionalisme, “Bersama Kita Bisa Menjaga Kebhinekaan Untuk NKRI”.