Padang,
Khazminang.id – Perempuan itu dengan lega menerima kedatangan
kurir sebuah perusahaan e-commerce yang mengantarkan barang yang dia tunggu
sejak empat hari ini. Begitu barang diterima, ia mengucapkan terimakasih, si
kurir pun pergi, lalu perempuan itu bergegas ke dalam rumah. Tak sabar dirinya
membuka bungkusan hitam yang banyak selotip nya itu,.
“Alhamdulillah,
….cocok..” tak lama sang perempuan bersorak seraya mematut irinya di depan kaca
dengan mengenakan pakaian baru. Baju itu adalah baju yang baru saja dia terima
dari si pengantar tadi.
Hasnah, warga yang
tinggal tak jauh dari penurunan Kiambang, Kabupaten Padang Pariaman itu memang
sedang berbahagia mencoba menggunakan NMB alias Nagari Mobile Banking dari Bank
Nagari.
Ia sudah lama menjadi
nasabah Bank Nagari sebagai penabung dengan menggunakan Tabungan Sikoci. Lalu
saudaranya Can, menyarankan agar akun Hasnah di Bank Nagari itu didaftarkan
untuk aplikasi Nagari Mobile Banking.
“Ouwaikk….untuak aa lo
tu?” tanya ketika Can memberi saran.
“Tanang je lah Niang,
pokok e Uniang ndak paghalu pai ka ATM lai, manga juo Uniang ka ingkin kalau
bisa Uniang batransaksi jo ampo je,” kata Can. Lalu ia menerangkan apa manfaat
NMB. Hasnah kemudian memang mengunduh aplikasi Nagari Mobile Banking itu ke
androidnya sejak enam bulan lalu,
“Sejak itu saya pakai
Nagari Mobile Banking,” kata Hasnah menceritakan pengalamannya berdigital
banking seperti yang diajarkan saudaranya Can itu kepada dirinya.
Maka pekan lalu ketika
ditemui di rumahnya di Sicincin, Hasnah kebetulan memang baru saja menggunakan
Nagari Mobile Banking nya untuk berbelanja online di sebuah mal daring. Awalnya
Hasnah mengaku cemas, jangan-jangan transaksinya salah dan ia kehilangan uang
tapi juga tak mendapatkan barang yang ia beli.
“Tapi alhamdulillah,
saya diajarkan anak saya, dan barangnya sudah tiba di sini,” ujar dia seraya
menunjukkan plastik packing barang yang dia terima.
Hasnah, adalah satu
dari ribuan nasabah Bank Nagari yang menggunakan NMB. Bank Nagari memang sedang
meju ke pentas kompetisi antarbank untuk bisa sejajar, kalau perlu mendahulu
kompetiter-kompetiternya. “Setidaknya diantara Bank milik daerah, Bank
Nagarilah yang menjadi leader, itu harapan kita,” ujar Dirut Bank Nagari,
Muhammad Irsyad, satu ketika kepada Khazanah.
Digitalisasi bagi
perbankan adalah sebuah keciscayaan saat ini. Kalau tidak mau ketinggalan sepur dalam persaingan ketat antarbank,
maka membaur dengan kebiasaan baru umat manusia saat ini yakni berada dalam
pusatan digitalisasi dunia adalah sebuah jawabannya.
“Apalagi yang kita
tunggu? Bukankah semua lini kehidupan kita saat ini sudah dalam pusaran
digitalisasi yang diperkuat oleh transmisi antarmanusia melalui komunikasi
internet,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK
Heru Kristiyana (bisnis.com, 8/10/21)
Di Indonesia? Ada
fakta yang tak terelakkan bagi para bankir –termasuk bankir Bank Nagari—bahwa
potensi bank digital di Indonesia amat besar. Setidaknya dapat dilihat dari
laporan We Are Social bahwa terdapat 202,6 juta pengguna internet di Indonesia.
Itu sudah hampir menyamai jumlah penduduk Indonesia. Tapi berdasarkan
laporan dari Google, Temasek, dan Bain & Company pada 2019, meski banyak yang menggunakan internet, rupanya
ada 92 juta warga
yang belum mengakses bank maupun layanan finansial. Nah, jumlah itu adalah
ceruk yang besar untuk banyak ‘ikannya’ bagi perbankan untuk diperebutkan. Bank
Nagari yang mengklaim sebagai bank daerah pemilik market share terbesar di
Sumatera Barat, tentu saja memanfaatkan ceruk ini.
Di tengah isu meluas
apakah Bank Nagari tetap akan bermain di pasar konvensional atau menjadi bank
syariah, sesungguhnya proses digitalisasi bank tidak terlalu tergantung kepada
apakah bank nya konvensional atau digital. Yang akan membedakannya kelak dengan
bak lain adalah apakah Bank Nagari itu konvensional (analog) atau semua
operasinya berjalan berbasis digital, berbasis IT, berbasis internet.
Lalu bagaimana
digitalisasi Bank Nagari?
Merujuk kepada Peraturan OJK No. 12 tahun 2021 pasal 23 hingga pasal 31, yang dimaksud bank digital adalah sebuah bank berbadan hukum Indonesia yang menyediakan dan menjalankan kegiatan usaha yang utamanya melalui saluran elektronik tanpa kantor fisik selain kantor pusat atau dapat menggunakan kantor fisik terbatas.
Biasanya suatu instansi bisa disebut sebagai bank digital ketika layanan perbankannya “menempel” pada bank induknya yang merupakan suatu bank konvensional. Jadi, tidak semua bank yang menjalankan perbankan melalui online atau digital disebut bank digital.
Bank yang tidak memiliki “bank induk” dan memang sedari awal hanya memiliki eksosistem digital disebut dengan Neobank.
Sejauh ini dilihat dari keberadaan produk digital Bank Nagari sudah mendekati hal ideal sebuah bank digital. Bank digital biasanya memiliki fitur yang memudahkan penggunanya untuk mengakses segala kebutuhan finansial, seperti melihat tabungan, mengajukan pinjaman hingga berinvestasi untuk masa depan.
Hal-hal umum seperti membuka rekening, melakukan deposit, transfer uang dan sebagainya itu bisa dilakukan secara online tanpa perlu mengunjungi kantor cabang atau pusar dari bank tertentu.
Hari-hari ini, nasabah
Bank Nagari yang memanfaatkan jasa digital bank ini sudah terbantu dari sisi
waktu dan efisiensi waktu. Nasabah tidak perlu antre di depan teller atau di gerai ATM Bank Nagari,
melainkan sudah bisa bertransaksi secara daring. Sepeti yang dialami Hasnah di
Sicincin itu.
Tapi masih ada
beberapa hal dati layanan bank yang dimiliki Bank Nagari belum bisa penuh
digitalisasi dan online. Untuk keperluan kredit, investasi dan jasa-jasa bank
khusus masih mengharuskan nasabah datang ke kantor Bank Nagari. “Tapi pada
waktunya semua bentu layanan manual akan kita arahkan menjadi digital, online
dan nasabah cukup berkomunikasi dengan kami dari rumah atau kantornya saja,”
kata Dirut Bank Nagari Muhammad Irsyad optimis.
Dari pantauan Khazanah, setidaknya Bank Nagari bukan
tiba-tiba saja berdigital-ria ini. Ia sudah menjadi bagiuan dari Rencana Kerja
Bank Nagari sejak 2017. Lihat saja sejumlah produknya yang sangat
digital-holic. Pernah mendengar NCM? Ini adalah produk anyar Bank Nagari yakni,
Nagari Cash Managemnent. NCM adalah produk dimana nasabah baik perorangan maupun korporat/lembagadiberi akses memperoleh informasi keuangan dan melakukan transaksi keuangan melalui
fasilitas online. Tak perlu harus
datang ke costumer service dan teller lagi hanya untuk mengetahui Informasi Saldo Rekening, Informasi Deposito beserta keterangannya, Mengetahui informasi status, pengeluaran,
Rekapitulasi CH/BG, Transfer Rekening Bank Nagari, Transfer antarbank, Payroll atau pengelolaan pembayaran, Pembayaran dalam jumlah
jamak (multibiller). Cukup dari ujung jari melalui gadget.
Produk digital yang
juga sedang booming aalah QRIS. QRIS atau Quick Response
Code Indonesian Standard adalah cara Bank Indonesia menyatukan berbagai
Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran dengan menggunakan QR Code. Dengan QRIS
pembayaran yang dilakukan masyaraat di berbagai gerai, toko dan mal cukup
dengan menunjukkan barcode QRIS dari akun miliknya, lalu akan terbaca oleh si
penjual, pada waktu singkat pembayaran sudah terjadi tanpa perlu uang tunai.
QRIS Bank Nagari, memberi layanan seperti itu. Para pedagang tidak perlu lagi,
sepulang berdagang untuk ke kantor bank menyetor omzetnya hari itu, lantaran
sudah otomatis dibayar oleh Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran ke rekening si
pedagang.
“Bank Nagari juga
mengembangkan apa yang dikenal dengan Lapau Nagari. Ia adalah bagian dari
pengembangan Laku Pandai dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” kata Direktur
Operasional Bank Nagari, Syafrizal kepada pers beberapa waktu lalu,
Pada dasarnya Laku Pandai adalah Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif, yaitu Program Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk penyediaan layanan perbankan atau layanan keuangan lainnya melalui kerja sama dengan pihak lain (agen bank), dan didukung dengan penggunaan sarana teknologi informasi.
Meskipun tidak dapat
diwawancarai media, tetapi dari berbagai sumber di dalam Bank Nagari, dapat
juga dilihat betapa proses digitalisasi di bank yang didirikan pada 12 Maret
1962 ini sedang menuju sebuah bank modern. “Tak cukup untuk menunjukkan bahwa
Bank Nagari adalah sebuah bank yang sedang menuju full digital, dengan melihat
NMB saja. Bahkan ada sejumlah produk lain yang memang ditujukan untuk
meyakinkan publik bahwa bank ini sedang menuju era full digitak,” kata seorang
bankir Bank Nagari yang keberatan namanya ditulis. Ia pun menyebut beberapa
produk lainnya seperti SP2D Online (untuk
keperluan transaksi Pemda), Smart Tax Solution, Samsat
Digital Nasional (Signal), Nagari Virtual Acount, N-Retribusi (Pasar,
Pariwisata, Sampah, Parkir, KIR), N-Auto debet, dan sebagainya.
Sah, kalau begitu bank
ini memang sedang berjalan ke arah yang benar, setidaknya dalam rel digital. (faisal budiman)