×

Iklan


Ancaman Gempa Megathrust, BNPB: 5.744 Desa pada 25 Provinsi Rawan Tsunami

19 September 2024 | 18:41:57 WIB Last Updated 2024-09-19T18:41:57+00:00
    Share
iklan
Ancaman Gempa Megathrust, BNPB: 5.744 Desa pada 25 Provinsi Rawan Tsunami

Padang – Ancaman bencana baik intensitas maupun frekwensinya dari waktu ke waktu terus meningkat, terutama dengan adanya perubahan iklim, alih fungsi lahan dan kerusakan lingkungan. Selain itu, seiring pertambahan jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan lahan meningkat dan eksploitasi lingkungan yang akhirnya  banyak masyarakat tinggal di kawasan rawan bencana.

Terhitung sejak Januari - 19 September 2024, tercatat 1.407 kejadian bencana di tanah air, di antaranya gempa bumi 14 kejadian, erupsi gunung api 3 kejadian, banjir 771, kebakaran hutan dan lahan 226, cuaca ekstrem 217, tanah longsor 89, kekeringan 38 dan gelombang pasang dan abrasi 8 kejadian. Data menunjukkan, tidak ada kabupaten/kota yang bebas dari ancaman bencana.

“Dampak bencana alam selama 2024 itu, menyebabkan 353 orang meninggal dunia, 49 orang dinyatakan hilang, 797 luka-luka dan 4.597.402 orang menderita dan mengungsi,” kata Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Prasinta Dewi dalam kegiatan Webinar Konferensi Nasional Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (KNPRBBK) tahun 2024, Kamis (19/09/2024)

    Webinar yang mengusung tema Penguatan Masyarakat Pesisir dalam Rangka Kesiapan Menghadapi Ancaman Gempa Megatrust Berpotensi Tsunami itu, diikuti sekitar 350 peserta yang berasal dari berbagai organisasi pegiat kebencanaan, Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) dan BPBD seluruh kabupaten/kota dan provinsi terpapar dampak bencana gempa megathrust.

    Koordinator Umum Forum PRB Sumbar, Hidayatul Irwan tampil sebagai pemantik diskusi dengan penanggap Naibul Umam dari Platform Nasional (Planas). Sedangkan moderator Khalid Syaifullah dari Forum PRB Sumbar.

    Saat ini, lajut Prasinta Dewi, perhatian segenap masyarakat tengah tertuju pada potensi bencana gempa dan tsunami akibat megathrust, yaitu ancaman megathrust Mentawai di Siberut Utara dan ancaman megathrust Selat Sunda. BNPB mengidentifikasi, sebanyak 5.744 desa pada 25 provinsi dan 237 kabupaten/kota berada di wilayah rawan tsunami.

    “Wilayah pantai barat Sumatera dan selatan Jawa memiliki ancaman gempa megathrust dengan risiko tsunami tinggi, sehingga perlu terus meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah daerah sehingga perlu membangun awareness atau kesadaran dan kewaspadaan masyarakat terhadap ancaman dan potensi gempa megathrust,” terang Prasinta Dewi.

    Kota Padang dan Kabupaten Mentawai menjadi salah satu daerah terdampak gempa megathrust. Masing-masing pemerintah daerah telah berupaya maksimal untuk melakukan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana.


    Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Prasinta Dewi memaparkan potensi ancaman bencana gempa megathrust. 

    Pj Bupati Mentawai, Fernando J. Simanjuntak dalam paparannya menyebutkan, jumlah penduduk Mentawai berdasarkan data Dukcapil sebanyak 96.570 jiwa. Selanjutnya ketersediaan Tempat Evakuasi Sementara (TES) sebanyak 245 unit dan telah terbentuk Kelompok Siaga Bencana (KSB) pada 43 desa.

    “Dari kajian yang dilakukan jika terjadi gempa megathrust, maka sebanyak 27 desa yang dihuni oleh sekitar  41.890 jiwa terancam disapu tsunami,”katanya.

    Fernando  juga menyebut, Mentawai memiliki Indeks Risiko Bencana 2023 pada angka162.58 yang termasuk kategori tinggi. Sedangkan Indeks Ketahanan Daerah pada angka 0,42 atau dengan kategori rendah.

    Untuk itu, pihaknya telah menyiapkan masyarakat siaga tsunami percontohan Desa Tua Pejat kerjasama dengan BMKG. Sebanyak 13 desa juga ditetapkan sebagai Desa Tangguh Bencana (Destana) dan mendapat pembinaan langsung dari BNPB, yaitu Desa Simalegi, Maileppet, Pasakiat Taileleu, Sagulubbeg, Katurei, Tuapejat, Sipora Jaya, Bosua, Betumonga, Goisooinan, Sioban, Nemnemleleu, dan Muara Sikabaluan.

    ”Kita juga terapkan kearifan lokal dalam menyiapkan kesiapsiagan dan mitigasi bencana, seperti Uma Mentawai, sebuah rumah berbentuk panggung terbuat dari kayu sehingga tahan gempa,” katanya.

    Selain itu, jika terjadi gempa bumi masyarakat Mentawai langsung melakukan evakuasi mandiri dan tidak menunggu pengumuman dari BMKG.

    Sementara Pj Walikota Padang, Andree Algamar menyajikan materi tentang Praktik Baik Upaya Pengurangan Risiko Bencana di Kota Padang. Diawali dengan strategi penataan ruang wilayah Kota Padang pasca gempa 2009 dengan memindahkan pusat pelayanan kota dan pusat pelayanan regional pada ruang yang aman bencana.

    Selanjutnya mengembangkan pusat pelayanan kota di bagian utara, timur, selatan dan tengah kota berbasis mitigasi bencana. Pemko Padang juga mengembangkan sub pusat pelayanan kota disesuaikan dengan kecenderungan perkembangan dan skenario pengembangan kota. menetapkan pusat pelayanan sesuai dengan kesatuan fungsional pengembangan dan wilayah pelayanannya.

    “Strategi untuk pengendalian dan penyebaran penduduk dilakukan dengan merencanakan distibusi penduduk pada masing-masing kecamatan dan mendorong perkembangan kota-kota satelit di sekitar Kota Padang,” katanya. (devi)