SALAH satu baliho raksasa milik Sovia Lorent di kawasan Pasar Raya Padang. IST |
Catatan: RYAN SYAIR
---
DIA muncul tiba-tiba, mengejutkan dan tak diduga-duga. Tak main-main, namanya meroket dan jadi perbincangan warga kota sejak masuk dalam bursa. Dia bahkan menjadi satu-satunya kandidat perempuan yang diyakini paling serius maju Pilkada, menjadi bakal calon walikota. Berada di barisan penantang, melawan sang petahana.
Ya, konstelasi politik jelang Pilkada Kota Padang yang akan digelar serentak pada 27 November 2024, semakin menghangat saja. Sejumlah nama kandidat bakal calon walikota dan wakil walikota di daerah yang berpenduduk hampir mencapai 1 juta jiwa itu, mulai mengerucut. Bak seleksi alam, ada yang masih teguh dan konsisten di jalur perjuangan. Namun, tak sedikit pula yang memilih menepi dalam kesendirian, hingga akhirnya lenyap ditelan keramaian.
Menarik memang. Karena dari sekian banyak nama yang muncul dalam dinamika yang selincam ini, Pilkada Kota Padang 2024 “kembali” disuguhkan kehadiran sosok perempuan. Sesuatu yang boleh dibilang seksi, karena memang sangat langka dan jarang terjadi. Bahkan sejarah mencatat, hingga saat ini belum satupun perempuan Sumatera Barat yang terpilih menjadi kepala daerah atau wakil kepala daerah dari hasil Pilkada.
Tak terpilih, bukan berarti tidak ada yang ikut berkontestasi dan sata berlaga. Ada! Sebut saja nama senator Emma Yohana, anggota DPD RI yang mencalonkan diri menjadi Walikota Padang pada Pilkada 2013 lalu. Selanjutnya ada nama Rahmi Brisma, calon Wakil Walikota Bukittinggi di Pilkada 2015, dan Betty Shadiq yang maju sebagai calon Bupati Tanahdatar di Pilkada 2020. Namun memang, nasib baik seperti belum berpihak kepada mereka.
Adalah Sovia Lorent, seorang eksportir dan pengusaha perempuan anak Nagari Pauh. Berbekal niat dan keyakinan hati, Sovia Lorent sudah membuktikan komitmen dan keseriusannya untuk maju di Pilkada Kota Padang 2024. Selain telah mendaftar ke sejumlah partai politik, billboard berukuran raksasa miliknya, sejak beberapa waktu lalu juga sudah disebar merata di beberapa titik jantung, hingga ke sudut-sudut kota.
SOVIA Lorent menjadi satu-satunya perempuan yang dianggap paling serius maju di Pilkada Kota Padang. IST
Pendekatan, sosialisasi dan penetrasi ke akar rumput, juga terus dimasifkan melalui berbagai kegiatan sosial, pemuda dan kemasyarakatan. Dukunganpun mengalir deras dan semakin nyata. Di tataran elit, dalam pusaran politik jelang Pilkada Kota Padang, nama Sovia Lorent mulai nyaring dan makin diperhitungkan.
Ragam respon dan reaksi masyarakat atas kemunculannya, baik di berbagai pemberitaan, media sosial, maupun ota di kehidupan nyata, seperti menjadi darah segar yang kian membakar semangat juangnya. Ada yang sengaja melemahkan, menyindir, bahkan bertendensi untuk menjatuhkan.
Namun, tak sedikit pula yang mendorong, memberikan support dan bahkan menaruh harapan besar untuk keterpilihan Sovia Lorent, perempuan dengan selera humor tinggi, yang ternyata juga fasih berbahasa Inggris, Italy dan Prancis itu.
BAKAL calon Walikota Padang, Sovia Lorent usai mengikuti UKK Bacakada di DPP PKB di Jakarta. DOK
Ya, kemunculan sosok calon pemimpin perempuan di tengah tahapan yang sedang bergulir, saat dimana partai politik juga masih bergerak dinamis dalam proses dan tahapan penyaringan, seperti menjadi oase di padang tandus. Di mata warga, hadirnya Sovia Lorent membawa aroma kesejukan, mencerahkan, memberi nyawa, warna dan harapan baru di tengah-tengah kehidupan zaman yang serba semrawut. Ya, rakyat rindu hadirnya sosok seorang Ibu! Rakyat sebenar mendamba kepemimpinan yang penuh kasih, tak sekadar janji manis dan harapan-harapan semu.
Di lain sisi, kemunculan Sovia Lorent juga seperti menjadi jawaban atas kejenuhan masyarakat yang menginginkan perubahan. Iwan Fals bilang: Rakyat ingin perubahan, bukan pergantian!
Munculnya sosok Padusi Minang yang kini menjabat Ketua DPD Gabungan Pengusaha Eksport Indonesia (GPEI) Sumatera Barat itu, tentunya menjadi alternatif ketika pada akhirnya masyarakat kembali harus dihadapkan pada pilihan yang itu-itu saja, monoton, cenderung membosankan dan membuat patah selera. Dan bukan tidak mungkin, Sovia Lorent adalah jawaban yang sudah disiapkan-Nya!
Perempuan Pekerja Keras
Sejak beberapa waktu belakangan, nama Sovia Lorent memang ramai berseliweran di banyak akun media sosial warga kota. Perempuan ulet dan pekerja keras dengan latar belakang pengusaha yang bergerak di bidang akomodasi dan perhotelan itu, mulai menjadi pusat perhatian dan semakin diperbincangkan banyak orang.
Tak hanya di kalangan kampus, akademisi, emak-emak di Pasar Raya, di perumahan dan di perkampungan warga, nama Sovia Lorent juga mulai lekat di telinga bapak-bapak, milenial dan kaum muda di kedai-kedai kopi yang tersebar di seantaro sudut kota. Namanya melambung dan mendadak viral di jagad maya.
Terlebih ketika Sovia Lorent bergerak cepat memberikan bantuan beasiswa sebesar Rp36 juta untuk biaya kuliah Alivi Febriani, seorang siswi SMAN 11 Padang. Alivi yang diterima di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Institut Teknologi Bandung (ITB) itu, adalah pelajar berprestasi yang berasal dari keluarga tak mampu di Timbalun Bungus Timur Kec. Bungus Teluk Kabung, Kota Padang.
SOVIA Lorent saat menyerahkan bantuan beasiswa kepada Alivi di kantornya di kawasan Nipah, Kota Padang. DOK
Oleh sebagian orang, apalagi yang belum mengenal jauh sosok Sovia Lorent, apa yang dilakukannya itu mungkin saja dianggap sebagai sebuah momen cari panggung, gaya-gayaan, sarat dengan kepentingan dan muatan politis. Karena memang, munculnya masalah yang dihadapi Alivi, bertepatan dengan momen ikhtiar dalam perjuangannya maju sebagai calon kepala daerah.
Jawabannya adalah tidak! Dia tidak sedang mencari panggung, apalagi gaya-gayaan.
Sovia Lorent adalah pemilik Yayasan Padusi Peduli Nagari, dengan lembaga sosial bertajuk Lorent Foundation yang bernaung di bawahnya. Pecinta otomotif (offroader) yang sejak dulunya memang sudah dikenal sebagai seorang aktivis perempuan yang konsisten dengan garis perjuangannya di bidang kemanusiaan itu, mendirikan sekaligus mendedikasikan yayasan tersebut sebagai sebuah wadah untuk membantu menjembatani naluri dan mewujudkan impian umat.
Selain bidang kemanusiaan, Yayasan Padusi Peduli Nagari dan Lorent Foundation, juga fokus pada solusi sosial, pendidikan, perlindungan perempuan, bantuan hukum, serta pembinaan kepada anak-anak yatim dan dhuafa.
TIDAK hanya senang dengan anak-anak, Sovia Lorent juga memberikan perhatian serius untuk pendidikan mereka. Dia adalah amak dari sejumlah yatim yang kini diasuhnya. DOK
Jadi, jauh sebelum memutuskan untuk maju Pilkada, dia sudah bergerak, berbuat dan memberikan solusi untuk berbagai permasalahan warga kota. Semua, nyaris luput dari pantauan media. Karena memang, niatnya memang tidak untuk membangun citra. Lagipula, itulah maunya. Memberi dengan tangan kanan, tanpa tangan kiri harus melihatnya.
Sedikit bertolak belakang dengan naluri kewanitaannya yang teramat sensitif dan gampang terenyuh dengan berbagai fenomena sosial, seperti ketimpangan keadilan, kemiskinan, kejahatan terhadap hak-hak perempuan dan anak, jiwa seorang Sovia Lorent sebenarnya justru melekat pada gaya dan karakter kepemimpinannya dalam mengurus sejumlah perusahaan miliknya. Meski dalam kodratnya sebagai seorang wanita, namun dia sesungguhnya adalah sosok leader yang tangguh lagi perkasa.
Ya, tangan dingin Sovia Lorent dalam memimpin, membangun dan mengembangkan jaringan bisnis hotelnya di bawah bendera PT. Lorent Group, sudah teruji. Tidak hanya cekatan dan dalam menjalankan tugas-tugas kepemimpinan, Sovia Lorent juga sudah pasai melewati, menghadang, hingga akhirnya berhasil menaklukkan berbagai tantangan dan hempasan, baik yang datang dari dalam, maupun dari luar.
SOVIA Lorent adalah seorang leader tangguh dalam memimpin perusahaannya. Tangan dinginnya, membuat usaha akomodasi dan perhotelan di bawah bendera PT. Lorent Group miliknya terus berkembang . DOK
Perjuangannya seolah menyiratkan, bahwa perempuan bisa. Semangat juang dan kerja kerasnya seperti ingin meneriakkan kepada dunia, bahwa Padusi Minang juga bisa!
Kini, tak terhitung lagi jumlah penginapan yang bernaung di bawah perusahaannya. Tidak hanya tersebar di Sumatera Utara, Batam, Kota Padang dan Sumatera Barat pada umumnya, bisnis yang dikembangkan Sovia Lorent lewat Lorent Room Franchise itu, juga telah merambah hingga ke ibukota Jakarta dan di beberapa daerah sampai ke ujung Pulau Jawa.
DIA adalah sosok wanita pecinta alam yang besar ditempa pengalaman. Semangatnya besar, sebesar mimpi dan harapannya untuk bisa memberi manfaat bagi banyak orang. DOK
Di lingkungan pergaulannya, juga sebagai seorang aktivis perempuan dan pegiat pariwisata, nama Sovia Lorent juga sudah dikenal luas di kalangan pelaku dan pemangku pariwisata, baik lokal maupun nasional. Perempuan pecinta alam yang sudah menaklukkan sejumlah gunung itu, adalah sosok yang dikenal konsisten dan teguh dalam berkomitmen.
Dia tak pernah putus dalam memberikan motivasi dan edukasi kepada masyarakat, terutama dalam mengelola dan memanfaatkan segala potensi lokal yang ada. Berkolaborasi dengan pemuda dan masyarakat tempatan, dikembangkannya potensi tersebut sebagai sebuah peluang ekonomi baru di sektor usaha bidang pariwisata. Semua dilakukannya dengan ikhlas, tanpa mengenal lelah, walau harus mengorbankan materi, waktu dan tenaga.
Atas dedikasinya itu, Sovia Lorent yang berhasil membawa 2.077 orang wisatawan mancanegara ke Sumatera Barat dan menginap di salah satu akomodasi villa miliknya pada rentang 2015-2019 lalu itu, juga pernah dinobatkan sebagai Brand Ambassador Traveller Sumatera Barat pada tahun 2007 lalu. Namanya naik daun di kala itu.
SOVIA Lorent saat memberikan edukasi dan pendampingan kepada masyarakat lokal terkait pengembangan potensi pariwisata Kota Padang. DOK
Lebih dari itu, Sovia Lorent yang seorang eksportir, yang tentunya dipastikan memiliki jejaring dan relasi bisnis di luar negeri itu, sebenarnya juga bukan nama yang asing lagi di kalangan akademisi dan civitas perguruan tinggi di Sumatera Barat. Sejak tahun 2013 silam, dia masuk dalam deretan daftar tokoh muda daerah yang cukup diperhitungkan.
Dia sering dihadirkan sebagai nara sumber dan pemateri di berbagai pelatihan dan seminar, diundang sebagai pembicara di stasiun TV lokal, nasional, bahkan internasional. Dalam banyak kesempatan, dia acap pula diundang untuk memberikan kuliah umum di kampus-kampus, lembaga pemerintahan dan instansi swasta, baik di dalam maupun luar Sumatera Barat.
Jadi, berbicara tentang Sovia Lorent, adalah berbicara tentang paket lengkap. Yakni kombinasi dan harmonisasi antara dirinya sebagai seorang wanita aktivis, pengusaha, sekaligus pebisnis tangguh yang sudah "masak" ditempa pengalaman, berpadu dengan Sovia Lorent dalam kodratnya sebagai seorang perempuan dengan hati yang teduh, lembut dan kental akan naluri keibuan.
SOVIA Lorent saat diundang sebagai pemateri di salah satu instansi swasta di Kota Padang beberapa waktu lalu. DOK
Sovia Lorent yang juga Trainer & Motivator (Branding Awareness) itu, paling tak bisa melihat orang susah, yang hidup dalam ketidak adilan dan ketimpangan. Dia tak bisa melihat kekerasan dan penindasan terhadap kaum perempuan. Dia sedih ketika melihat anak-anak putus sekolah, hidup tak layak dan bahkan diterlantarkan. Dia pilu, ketika mendengar kabar jika Kota Padang adalah juaranya pengangguran.
Dalam suatu kesempatan, Sovia Lorent menyebut dirinya terpanggil untuk bisa berbuat dalam skala dan jalur pengabdian yang lebih luas. Dia tak menafikan, jika kekuasan bukanlah segala-galanya. Namun juga tak bisa dibantahkan, bahwa kekuasaan jugalah yang bisa merubah segala-galanya.
"Bagi saya, jalan juang adalah ranah pengabdian yang membentang luas tanpa batas. Apa dan dimanapun itu, sebesar dan sekecil apapun itu, pengabdian jelas tak mengenal ruang dan batas. Namun dibalik itu, kekuasaan tentu tak bisa dinafikan sebagai alat dan instrumen penting dalam kehidupan masyarakat. Karena perannya jelas berkaitan dengan nasib jutaan orang," kata Sovia Lorent.
Dengan mengusung semangat perubahan, Sovia Lorent mengaku siap mewakafkan dirinya untuk pemberdayaan masyarakat dan mewujudkan akselerasi pembangunan sesuai kemajuan dan kebutuhan zaman. Apalagi katanya, Padang sebagai ibukota provinsi, sudah jauh tertinggal dari kota-kota besar lainnya di Pulau Sumatera.
SOVIA Lorent ketika meninjau proses pengerjaan pembukaan jalan menuju lokasi pondok pesantren yang segera akan dibangunnya di daerah Lambuang Bukik, Kec. Pauh, Kota Padang. DOK
"Tanah kelahiran ini telah memanggil saya untuk mengabdi. Padang harus lebih baik dan lebih maju. Padang harus semakin menyala, masyarakat harus lebih baik harkat dan kehidupannya. Mewakili kaum perempuan, Insha Allah saya siap hadir untuk menjembatani hati dan kepentingan perempuan lainnya," kata Sovia Lorent.
Hingga kini sebut Sovia Lorent, berbagai bentuk dukungan terus mengalir untuk dirinya. Tidak hanya datang dari keluarga, namun dukungan juga mulai berdatangan dari rekan, sahabat, sejawat, juga kalangan sesama pengusaha, kolega dan mitra bisnisnya, dalam dan luar negeri. Mereka siap menjadi bagian dari perjuangan Sovia. Mereka siap memberikan support secara moril, materil, waktu, juga tenaga. Melihat optimisme Sovia, semangat merekapun seperti ikut menyala.
Perempuan Juga Bisa
Dosen Universitas Negeri Padang (UNP), Selinaswati dalam penelitiannya berjudul “Women in Politics in Matrilineal Society (a Case Study of West Sumatra”, Indonesia, 2014), menyebutkan bahwa para politisi perempuan yang menjadi responden, sebetulnya mampu mengembangkan strategi dari status tradisional mereka.
Sistem matrilineal menguntungkan responden dalam hal menjangkau konstituen perempuan yang dituakan dan merupakan pengambil keputusan, juga dalam mengakses aset tradisional seperti rumah gadang, yang tentunya bisa mereka gunakan untuk kegiatan politiknya.
Namun demikian, keuntungan ini ternyata belum berhasil mengantarkan perempuan terpilih di Pilkada. Apalagi dalam masyarakat juga tercipta persepsi, bahwa perempuan kurang mampu menjadi politisi ketimbang laki-laki. Pemahaman yang tentu tidak sepenuhnya benar.
TIDAK hanya ke PKB, Sovia Lorent juga mendaftar ke Partai Gerindra Kota Padang untuk menjadi bakal calon kepala daerah di Pilkada Kota Padang 2024. IST
Seorang Emma Yohana di Pilkada Padang 2013 lalu, bahkan juga pernah dibuat “kesal” ketika dirinya “diserang” dengan kampanye hitam dari sekelompok orang. Mereka berkampanye dan meminta masyarakat untuk tidak memilih Emma, karena “perempuan tidak bisa jadi imam”. Jelas saja, Emma mengaku terganggu dengan pemahaman soal imam tersebut. Padahal imam yang dimaksud bukan dalam konteks ibadah salat, melainkan ibadah yang lain.
Beragam stigma yang ada di masyarakat terhadap ide perempuan menjadi pemimpin, memang masih menjadi pengganjal keikutsertaan perempuan di kancah politik, khususnya Pilkada. Berbagai prasangka itu, pada akhirnya membuat garis start perempuan menjadi tidak sejajar dengan laki-laki. Padahal dari dulu hingga sekarang, banyak contoh perempuan tangguh asal Sumatera Barat yang berhasil memimpin dengan baik.
Sejarah mencatat, jika peran dan kehadiran perempuan Minangkabau, jelas tak bisa dipisahkan dari perjuangan melawan ketidakadilan terhadap kaumnya.
Sebut saja Rasuna Said, salah seorang pahlawan nasional perempuan dari Sumatera Barat, yang juga dikenal sebagai seorang orator handal. Selain pejuang kemerdekaan, wanita kelahiran Agam itu juga fokus pada perjuangan hak-hak wanita, pendidikan dan juga politik. Berikutnya ada nama Siti Manggopoh, pahlawan wanita Sumatera Barat yang memimpin perjuangan dalam perang Belasting.
SOVIA Lorent kerap diundang menjadi pemateri dan memberikan pelatihan di berbagai forum seminar resmi, baik dalam maupun luar Sumatera Barat. DOK
Juga ada nama Rohana Kudus, tokoh perempuan bidang pendidikan, yang juga dikenal sebagai sosok multitalenta, karena juga bisa berperan sebagai seorang penulis, wirausaha dan pemimpin redaksi di berbagai surat kabar perempuan. Selanjutnya ada nama Rahma El Yunusiyah, tokoh Sumatera Barat yang dikenal sebagai ulama perempuan yang mendirikan Perguruan Diniyah Putri Padang Panjang.
Di kancah perpolitikan lokal dan nasional hari ini, sederetan nama tokoh-tokoh perempuan Sumatera Barat juga berhasil masuk legislatif, mulai dari tingkat DPRD kabupaten/ kota, provinsi, DPR dan DPD RI. Di DPD misalnya, ada nama Emma Yohana dan pendatang baru Cerint Iralloza Tasya. Sementara untuk DPR RI, ada nama Athari Gauthi Ardi, Lisda Hendrajoni, Nevi Zuraina dan seorang pendatang baru bernama Cindy Monica Salsabila.
Setidaknya, poin penting yang didapat ketika perempuan masuk ke dalam ranah politik, tak lain adalah untuk menyuarakan aspirasi dan memperjuangkan kepentingan kaum perempuan yang selama ini tidak pernah disampaikan oleh politisi laki-laki. Teramat banyak contoh ketika perempuan diberi kesempatan untuk menjadi pemimpin, banyak pula isu perempuan yang akhirnya muncul ke permukaan karena disuarakan oleh mereka.
HADIR dengan mengusung tagline "Semakin Menyala Padangku", Sovia Lorent siap mewakafkan dirinya untuk pemberdayaan masyarakat dan pembangunan Kota Padang. IST
Berbicara peluang perempuan sebagai pemimpin, atau setidaknya keterwakilan perempuan dalam politik, sesungguhnya tentu bukan hanya sekadar persoalan pencarian kekuasaan semata. Namun lebih kepada pengakuan, bahwa tidak hanya Iaki-laki yang memiliki kepentingan politik, melainkan juga perempuan itu sendiri.
Hal ini juga menepis preferensi masyarakat awam, bahwa perempuan itu sesungguhnya juga memiliki kualitas, kemampuan, pendidikan, dan mungkin pengalaman yang sama dengan laki-laki.
Peluang itu tentu ada. Karena semua warga negara, tanpa membeda-bedakan gender, diberikan kesempatan yang sama untuk ikut berpartisipasi dalam politik. Tinggal bagaimana meyakinkan masyarakat dan pemilih Sumatera Barat, bahwa kehadiran perempuan menjadi pemimpin di Ranah Minang, bukanlah hal tabu. Kesetaraan gender yang dilihat dari pengakuan terhadap eksistensi Bundo Kanduang, adalah penegasan bahwa perempuan juga memiliki kemampuan untuk memangku diri sebagai pemimpin dan berkemajuan.
Bundo Kanduang memiliki posisi strategis, yang tidak hanya sebagai pilar matriarki, melainkan juga menjadi simbol keluhuran budaya Minangkabau yang sangat dinamis. Bundo Kanduang memiliki posisi yang terhormat dan dimuliakan. Keberadaan mereka dalam suatu suku dan kaum sangat ditinggikan, apalagi jika dihubungkan dengan harta pusako tinggi.
SEBAGAI seorang Padusi Minang, Sovia Lorent selalu menjaga adab dan cara berpakaiannya, meski saat berada di luar negeri sekalipun. DOK
Nah, tinggal lagi bagaimana masyarakat, khususnya pemilih Kota Padang menyikapi kemunculan calon kepala daerah dari unsur Bundo Kanduang. Apalagi sejauh ini, nama Sovia Lorent menjadi satu-satunya kandidat bakal calon perempuan yang dianggap paling serius dalam kontestasi Pilkada Padang 2024. Sosok perempuan yang siap mewakili kaum perempuan lainnya untuk bergerak bangkit, membangun kemajuan dan peradaban, guna mewujudkan kesejahteraan secara bersama-sama.
Jika sudah dalam semangat yang sama dan saling memaknai kemajuan itu secara bersama, maka dipastikan tidak akan ada lagi diskriminasi terhadap perempuan. Apalagi di Minangkabau yang menganut konsep matrilineal, jelas-jelas mengambil garis keturunan dari pihak ibu.
Yang pasti, kehadiran Sovia Lorent di kancah politik lokal Kota Padang hari ini, menjadi penegasan bahwa perempuan dan Padusi Minang juga patut diperhitungkan di pentas politik, khususnya di ajang Pilkada. Setidaknya, Sovia Lorent hadir memberikan jawaban, bahwa perempuan juga memiliki hak dan kesempatan yang sama. Sovia Lorent juga seperti ingin membuktikan, bahwa perempuan juga bisa.
SEBAGAI seorang pecinta dunia otomotif yang berprediket offroader, tak ada gigi surut dalam kehidupan Sovia Lorent. Tantangan, justru menjadi bara yang membuat semangatnya semakin menyala. DOK
Lantas, apakah langkah perjuangan Sovia Lorent akan dimuluskan sampai pada tahapan pendaftaran resmi ke KPU pada 27-29 Agustus nanti?
Akankah Sovia Lorent menjadi perempuan pemecah rekor, sekaligus akan mencatatkan sejarah sebagai Padusi Minang pertama yang akan menjadi kepala daerah dan memimpin di Sumatera Barat, khususnya di Kota Padang untuk lima tahun ke muka? Menarik tentunya. Yang pasti, kita kirim sajalah doa.
Selamat berjuang, Uni Wali. Semoga Allah SWT mudahkan segala. Tetaplah menyala. ***