×

Iklan


512 Anak di Kota Padang Panjang Alami Stunting

24 November 2021 | 11:41:26 WIB Last Updated 2021-11-24T11:41:26+00:00
    Share
iklan
512 Anak di Kota Padang Panjang Alami Stunting

Padang Panjang, KhazMinang.Id -- Sebanyak 512 anak di kota Padang Panjang ditemukan mengalami stunting atau kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis. Hal itu diungkap Kepala Dinas Sosial Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (SOSPPKBP3A) kota Padang Panjang, Osman Bin Nur, saat menggelar sosialisasi pendataan keluarga dan kelompok sasaran bangga kencana bersama mitra tahun 2021, Minggu (21/11/2021) di nagari Gunung kota Padang Panjang.

Menurut Osman, angka 512 tersebut ditemukan usai pendataan keluarga yang dilakukan kader-kader KB di seluruh kota Padang Panjang pada bulan April hingga Juni lalu.

Sebelumnya, tercatat angka stunting di kota serambi mekah ini 14,89%. Namun setelah dilakukan pendataan, ditemukan angka diatas 15%.

    Ke 512 anak tersebut, tersebar di dua kecamatan di kota Padang Panjang. Diantaranya di daerah Koto Panjang, kampung Manggis dan Ganting. Kurangnya perhatian orang tua terhadap pemenuhan kebutuhan gizi, sejak hamil hingga anak lahir, diduga sebagai penyebab peningkatan angka stunting di daerah ini.

    “Dulu kita mencatat angka kita itu masih dibawah 15%, yaitu 14,68%, tapi hari ini sudah 15% kita khawatir kalau kita tidak melakukan penanganan segera, kita khawatir di akhir tahun angkanya bisa mencapai 20%. Oleh sebab itu, kita bertekad di Padang Panjang, minggu depan ini kita sudah mulai TOT untuk pendamping keluarga, setelah itu mereka akan bergerak mendampingi keluarga-keluarga mengantisipasi stunting,” kata Osman Bin Nur, Kadin SOSPPKBP3A kota Padang Panjang.

    Selain kurangnya asupan gizi ibu hamil atau bayi, ketersediaan air bersih serta jamban yang memadai, juga menjadi faktor penyebab anak lahir stunting.

    “Jika didalam keluarga itu tidak ada air bersih, sanitasi, itu akan menjadi faktor menyebabkan resiko keluarga stunting.

    Jika dalam rumah itu tidak ada jamban, septiteng, ini juga akan beresiko keluarga stunting,” kata Fatmawati, Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar.

    Agar anak tidak lahir stunting, Anggota Komisi IX DPR RI, Dr Suir Syam, M.Kes.MMR yang juga seorang dokter, menghimbau masyarakat agar memanfaatkan pekarangan dan sumber daya alam yang ada untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga.

    “Kalau ibu hamil sejak dua tahun sampai lima tahun diperhatikan, maka stunting ini tidak akan ada. Saat kehamilan itu, dari cairan menjadi darah, daging, tulang itu diperlukan makanan bergizi, karbohidrat, protein, sayur mayor, protein dan sebagainya. Bahan-bahan itu bisa kita tanam sendiri, kalau protein ayam kita bisa ternakkan sendiri, itu semua bisa untuk memenuhi gizi keluarga kita,” kata Suir Syam, anggota Komisi IX DPR RI, mantan walikota Padang Panjang dua periode.

    Stunting adalah kondisi anak yang gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun. Tidak hanya gagal tumbuh secara fisik, anak juga gagal tumbuh secara kecerdasan.(art/jj)